Opini, Suara Jelata—Menyikapi kondisi Himpunan pemuda pelajar mahasiswa Sinjai (Hippmas) yang sampai hari ini ternyata belum bisa bangkit dari keterpurukan akibat dualisme yang terus menerus mendera organisasi kebanggaan mahasiswa Sinjai ini, maka kiranya memang sudah harus ada terobosan dan perubahan.
Kongres yang diharapkan kemarin bisa meyelesaikan konflik dualisme ternyata hanya melahirkan Kembali dualisme baru.
Parahnya lagi masing-masing dua kubu mengharapkan adanya pengakuan dari pemda Sinjai.
Ada yang mempressure secara diam-diam dan kubu lain mendesak dengan cara melakukan demonstrasi.
Tontonan ini makin menguatkan opini-opini liar yang melihat HIPPMAS sekarang hanya menjadi alat kepentingan sesat baik oknum-oknum dan kelompok yang masih bercokol di tubuh hippmas.
Dualisme yang terjadi sejak tahun 2015 sampai sekarang telah membuat organisasi ini makin tidak jelas arah dan tujuan.
Organisasi yang awalnya sebagai organisasi panguyuban bagi putra-putri Sinjai yang ada di rantauan kini tidak lagi mampu menjadi media silahturahmi bagi putra-putri Sinjai dirantauan.
Olehnya itu menurut saya penting agar kiranya para mahasiswa Sinjai yang menempuh Pendidikan di rantaun untuk segera bangkit melihat kondisi HIPPMAS hari ini.
Karena sampai kapan harus menunggu kongres penyatuan lagi. Apa yang mau diharapkan dari dualisme ini, sampai kapan konflik ini akan berakhir, berapa generasi lagi harus ditunggu untuk Kembali menyatu.
Olehnya itu membuat organisasi penguyuban baru bagi putra-putri Sinjai menjadi salah satu solusi yang dapat dipertimbangkan.
Misalnya menghilangkan elemen Pemuda yang ada dalam stuktur HIPPMAS sehingga yang ada cukup pelajar dan mahasiswa (Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Sinjai).
Mereka yang sudah tidak lagi menyadang status mahasiswa atau sudah masuk dalam kategori pemuda maka silahkan masuk organisasi HIMAS (Himpunan Masyarakat Sinjai) yang sudah terbentuk di daerah masing-masing.