MAGELANG JATENG, Suara Jelata – Jembatan gantung yang menghubungkan Desa Rejosari, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang dengan Kampung Ngembik, Kelurahan Kramat Selatan, Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang mendesak direnovasi. Pasalnya jembatan tersebut sangat rawan dilalui warga, apalagi kondisi sling baja dan papan bawah jembatan sudah tidak layak dilalui.
Jembatan gantung ini menjadi sarana pergi-pulang terdekat dari Desa Rejosari dan sekitarnya ke Kota Magelang. Kebanyakan para pelajar dan pekerja atau karyawan.
Padahal sebelumnya sudah tersiar kabar tahun 2022 ini jembatan tersebut akan mulai dibangun. Diwartakan pembangunan jembatan gantung sepanjang 100 meter dan lebar 1,5 meter itu mulai ada kejelasan.
Dirilis dari Magelangekspres.com (Rabu, 15/06/2022), biaya konstruksi jembatan akan ditangani pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Sedangkan biaya pembebasan lahan pelebaran jalan menjadi urusan pemerintah daerah masing-masing, meliputi Pemerintah Kabupaten Magelang dan Pemerintah Kota Magelang.
Dari pantauan Suarajelata.com, Sabtu (19/11/2022), dilihat dari konstruksinya, “jembatan gantung Rejosari-Ngembik” ini memang sebenarnya sudah tidak layak dilalui. Hal itu dibenarkan oleh Muhsin (50) warga Kampung/Dusun Kalisalak, Desa Rejosari, Kecamatan Bandongan.
Dikatakan Muhsin, jembatan gantung yang melintas di atas sungai Progo tersebut memang sudah usang. Papan-papan dan bilah bambu di atas gelagar pun beberapa sudah lapuk dan rapuh.
“Seingat saya jembatan itu dibangun sekitar tahun 1988. Pada tahun 2011 pernah terputus terus diganti. Tapi yang diganti lantainya dengan papan dan bambu, sedangkan tali besinya masih menggunakan yang sebelumnya. Ya, memang jembatan gantung itu sudah tua usianya,” tuturnya.
Sementara Madun (50) warga Kampung Keben, Dusun Kalisalak, Desa Rejosari mengungkapkan, setiap hari ratusan orang yang menyeberang jembatan, baik berjalan kaki maupun menggunakan kendaraan roda dua. Kebanyakan adalah anak sekolah dan karyawan atau buruh yang bekerja di Kota Magelang.
”Kalau di jam-jam tertentu, seperti pagi pukul 06.00 – 07.00 WIB dan sore mulai pukul 16.00 WIB pengguna harus antre. Melintasnya satu-satu, tidak bisa bareng-bareng, karena dikhawatirkan jembatan tidak mampu menahan beban,” tuturnya.
Seperti juga warga sekitar Rejosari dan Kembangkuning Bandongan dan para pengguna jalan, Madun pun berharap rencana perbaikan jembatan gantung Rejosari-Ngembik segera direalisasikan.
“Setahu saya, tanah di sekitar jalur menuju jembatan pun sudah dibebaskan oleh Pemerintah Kabupaten Magelang beberapa waktu lalu. Jadi kami berharap jembatan segera diperbaiki. Selebar yang sekarang pun tak apa, asal kuat, tidak goyang, dan aman untuk pengguna,” pungkas Madun. (Iwan)