BeritaDAERAHPeristiwaPOLITIK

Alun-Alun Kudus Jadi Kubangan, Masyarakat: Dandangan untuk Pencitraan?

×

Alun-Alun Kudus Jadi Kubangan, Masyarakat: Dandangan untuk Pencitraan?

Sebarkan artikel ini

KUDUS JATENG, Suara Jelata Pasca gelaran tradisi Dandangan di Alun-Alun Simpang Tujuh Kudus, kasak-kusuk masyarakat semakin santer. Pasalnya wajah lapangan Alun-Alun yang semula hijau laksana karpet, kini berubah jadi kubangan dengan kondisi memprihatinkan.

Terkait izin Bupati Kudus yang membolehkan Alun-Alun sebagai area gelaran acara tradisi Dandangan, sebelumnya sudah banyak ditanggapi masyarakat dengan ketidaksetujuan. Namun dinilai dipaksakan tetap digunakan, sehingga timbul dugaan izin itu sebagai salah satu kebijakan atau pencitraan.

Scroll untuk lanjut membaca
Scroll untuk lanjut membaca

“Tetapi pendapat, masukan, dan saran dari masyarakat rupanya tidak menjadi bagian penting dari pertimbangan bupati. Dalam hal ini untuk menghindari pelaksanaan tradisi Dandangan ditempatkan di Alun-Alun Simpang Tujuh,” kata salah seorang tokoh masyarakat Kudus Ahmad Triswadi, Kamis (23/03/2023).

Pria asli Kudus yang saat ini dipercaya memimpin Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Kabupaten Kudus ini menuturkan bahwa tidak kurang tokoh masyarakat yang menolak izin Bupati tersebut. Yaitu Alun-Alun digunakan sebagai area tradisi Dandangan.

“Tetapi Bupati Kudus sama sekali tidak bergeming dengan masukan tersebut. Alhasil, ternyata pasca acara Dandangan, Alun-Alun jadi lusuh tak sedap dipandang mata,” tukas pengacara kondang ini.

Pria jebolan Magister Ilmu Hukum ini, menanyakan harus menunggu berapa lama rumput tersebut tumbuh lebat kembali seperti sedia kala. Sementara diperkirakan bulan-bulan mendatang sudah masuk musim kemarau.

“Saya tidak menyalahkan para pedagang yang mengais rezeki di acara menjelang bulan puasa itu. Karena mereka mendapatkan izin. Tetapi menurut saya rusaknya Alun-Alun ini merupakan kesalahan berhitung dari seorang bupati,” kata Ahmad Triswadi.

Aktivis yang sudah puluhan tahun malang melintang di dunia aktivis ini pun cukup menyayangkan batalnya ujuk rasa tokoh masyarakat dan aktivis Kudus beberapa waktu lalu. Di mana sedianya mereka menggelar unjuk rasa terkait penggunaan Alun-Alun sebagai area Dandangan tetapi pada saat hari pelaksanaan unjuk rasa, ternyata mendadak gagal begitu saja.

“Akhirnya timbul pertanyaan yang belum terjawab. Apakah benar agenda pelaksanaan tradisi Dandangan di area Alun-Alun itu merupakan bagian pencitraan oleh Bupati Kudus berkenaan dengan tahun politik? Kita masih menunggu jawaban,” pungkas Ahmad Triswadi. (Als)