BREBES JATENG, Suara Jelata – Banjir yang melanda beberapa titik lokasi di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah dalam beberapa hari terakhir ini telah menimbulkan kerugian yang signifikan bagi masyarakat setempat.
Hal itu menuai kritikan dari anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Brebes dari Partai Golkar Pamor Wicaksono, SH. Menurutnya, Pemkab Brebes harus fokus pada upaya penanganan dan pemulihan.
Selain itu, Pamor juga, menyoroti pentingnya evaluasi terhadap infrastruktur drainase dan sungai di wilayah terdampak guna mencegah terjadinya banjir yang serupa kedepannya.
Dikatakan Pamor Wicaksono, bencana banjir merupakan persoalan yang terjadi sejak tahun 2017. Di mana hal itu disebabkan tanggul-tanggul sungai pemali terutama di beberapa titik yang melewati lima desa di Dapil 1 yang berada di kecamatan Jatibarang kondisinya sangat mengkuatirkan.
“Tingginya intensitas curah hujan yang hampir sepanjang hari di sejumlah wilayah Selatan Brebes mengakibatkan beberapa titik tanggul sungai pemali yang berada di 5 desa tersebut tidak mampu menampung volume air yang bertambah secara signifikan sehingga air melimpas ke permukiman warga dan merendam lahan pertanian,” jelasnya.
Pamor menekankan, harus dilakukan penanganan secepatnya di titik-titik langganan banjir oleh pemerintah daerah melaui dinas terkait dan juga dari pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana.
“Karena masalah banjir ini hampir tiap tahun terjadi,” tegasnya selepas kegiatan kirab seni budaya di Desa Kedungtukang Jatibarang. Selasa (06/02/2024).
Lebih lanjut menurut Pamor Wicaksono, karena terbatasnya anggaran yang dimiliki Badan Penanggulangan Bencana Alam Daerah (BPBD) maka hal ini perlu adanya kolerasi dengan dinas-dinas terkait.
Sebab, lanjut Pamor. penanggulangannya membutuhkan anggaran yang cukup besar. Untuk itu dibutuhkan anggaran dari provinsi dan pemerintah pusat.
“Sedangkan Anggaran yang dimiliki BPBD hanya untuk pencegahan, karena BPBD merupakan mitra kami di komisi satu jadi saya tau persis besaran anggarannya,” tuturnya.
Dalam situasi darurat seperti ini, Pamor berkomitmen untuk terus memantau dan memberikan dukungan kepada pemerintah daerah dalam upaya penanggulangan bencana banjir serta pemulihan pasca-banjir.
“Sebagai wakil rakyat saya siap berperan aktif dalam mengawasi pelaksanaan program penanggulangan bencana, memperjuangkan alokasi anggaran yang memadai, dan mendengarkan aspirasi masyarakat terdampak,” pungkasnya.
Terpisah, Suko warga Pedukuhan Bayur Desa Bojong menjelaskan Banjir yang disebabkan akibat luapan Sungai Pemali selain mengganggu aktivitas masyarakat, juga telah mengakibatkan belasan hektar lahan pertanian rusak dan terancam gagal panen.
“Dukuh Bayur lokasi terparah akibat dampak banjir, beberapa rumah masyarakat terendam dengan ketinggian air bervariasi, tidak hanya itu belasan hektar lahan pertanian padi dan bawang milik warga juga banyak yang terendam banjir,” ungkapnya. (Olam).