PATI JATENG, Suara Jelata – Dengan alasan beras wilayah Pati kurang bagus kualitasnya, kemudian Perum Bulog Kabupaten Pati lebih mengutamakan beras dari daerah Demak. Disebutkan karena beras Demak proses penggilingnya lebih bagus dengan ditunjang peralatan giling yang maksimal, Selasa (07/05/2024).
Masuknya beras Demak ke Perum Bulog Pati ini dikeluhkan para pelaku usaha penggilingan padi se-Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah. Keluhan pun disampaikan kepada Firman Soebagyo selaku Anggota Komisi VI DPR RI.
Menanggapi hal tersebut, Firman saat dikonfirmasi awak media. Mengatakan pihaknya akan segera melakukan penindakan dan pencegahan-pencegahan terkait ketahanan pangan di Kabupaten Pati.
“Jika nanti ditemukan ada blokir-blokir beras yang bermain dengan Perum Bulog Pati dan kami mendapat info atau data akurat di lapangan mendapatkan FEE, dengan tegas kami segera melakukan penindakan kepada oknum itu,” katanya.
Anggota Komisi VI DPR RI ini menambahkan, bagi Perum Bulog Pati jika ditemukan indikasi kecurangan untuk kebutuhan ketahanan pangan per bulan yang mencapai 1. 400 ton lebih ini, akan ada tindakan. Seharusnya UD yang bermitra diberikan solusi dan bukan ditolak beras kualitas Pati,” kata Firman dengan nada kesal saat menerima aduan, Selasa (07/05/2024).
Koordinator Penggilingan Padi berinisial DI mengutarakan kekesalannya. Dirinya menyayangkan bahwa kualitas beras Pati seharusnya layak masuk Perum Bulog Pati, tetapi kini malah ditolak dengan alasan kurang bagus.
DI mengakui, memang peralatan penggilingan di Pati tidak sebagus di Demak, namun seharusnya UMKM para pedagang dipikirkan.
“Jangan malah ada blokir serta bahan baku kok ambil dari Demak. Apakah itu solusi buat kebutuhan warga masyarakat Kabupaten Pati dengan beras dari Demak. Sedangkan beras di Pati ada kok dibilang tidak sesuai spek,” kata pengusaha beras ini.
Para pengusaha beras itu berharap wakil rakyat yang berada di gedung DPR RI mengutamakan kesejahteraan para penggiling padi yang ada di Kabupaten Pati dan Anggota Komisi VI DPR RI Firman Soebagyo agar membantu memberikan peralatan seperti Demak.
“Agar kebutuhan ketahanan pangan dapat teratasi dengan para UD yang bermitra dengan Perum Bulog Pati mendapatkan bantuan alat penggilingan padi yang layak,” imbuhnya.
Firman menjelaskan, bahwa ketersediaan pangan, khususnya beras saat ini sedang berada dalam kondisi tidak baik-baik saja.
“Karena ketahanan pangan suatu bangsa sangat ditentukan oleh faktor-faktor ketersedian, keterjangkauannya dan pemanfaat, faktor ini masih bermasalah. Bangsa ini sudah waktunya memiliki grand desaign disversifikasi pangan 25 tahun ke depan, lengkap dengan roadmap pencapain, terlebih jika dikaitkan visi Indonesia Emas 2045,” ujar Firman. (Nar)















