BeritaDAERAHEkonomi

Dinas PTSP Malut Gelar FGD Bahas Peluang Investasi

×

Dinas PTSP Malut Gelar FGD Bahas Peluang Investasi

Sebarkan artikel ini
Dinas Pelayanan Terpadu Satu Atap (PTSP) Provinsi Maluku Utara pada Senin tanggal 19 Agustus 2024 lalu menggelar Focus Group Discussion (FGD). Kegiatan FGD ini terkait pemetaan potensi dan peluang investasi di Maluku Utara. (foto: Ateng)

MALUKU UTARA, Suara Jelata Dinas Pelayanan Terpadu Satu Atap (PTSP) Provinsi Maluku Utara pada Senin tanggal 19 Agustus 2024 lalu menggelar Focus Group Discussion (FGD). Kegiatan FGD ini terkait pemetaan potensi dan peluang investasi di Maluku Utara.

Gelaran FGD yang berlangsung di Penginapan Cendrawasih, Sofifi, Kota Tidore Kepulauan tersebut mengusung tema “Hilirisasi Sektor Perikanan Ciptakan Daya Saing dan Ruang Untuk Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif”.

Scroll untuk lanjut membaca
Scroll untuk lanjut membaca

Adapun narasumber pada kegiatan tersebut adalah, Prof. Dr. Irfan Koda, S.Pi, M.Si. Selain Guru besar Universitas Khairun tersebut, narasumber lainnya adalah, Kadri Laetje, S.Pi, M.Si yang juga Asisten 1 Bidang Pemerintahan dan Kesra Setda Provinsi Maluku Utara.

Suasana berlangsungnya FGD. (foto: Ateng)

Dalam rilisnya yang dikirim ke awak suarajelata.com, Rabu (20/08/2024),  Kadri mengatakan, Provinsi Maluku Utara sebagai provinsi kepulauan dengan jumlah sekitar 900 pulau lebih adalah peluang dan potensi masa depan daerah ini.

“Potensi yang dimiliki pulau-pulau tersebut perlu dipetakan secara jelas. Pemetaan ini terkait ruang pengelolaan, penggunaan, pemanfaatan dan pengamanan,” sebut Kadri.

Dalam pemaparan materi, Kadri mengatakan potensi sumber daya perikanan adalah leading sector yang penting untuk program hilirisasi perikanan. Oleh karena itu perlu dilakukan pengkajian secara komprehensif terkait manajemen risiko dan manajemen pengelolaan.

Aspek sustainable resource perikanan dalam konsep hilirisasi harus menjadi komitmen untuk program-program restocking dan stock anhancmant perlu dilaksanakan sesuai karakteristik habitat perairan.

Kadri juga mengatakan stakeholder perikanan dan instansi terkait dapat melakukan pemetaan peta potensi zona spowning ground, nursery ground dan feeding ground demi kelestarian sumber daya perikanan dan perairan ke depan.

“Pada sisi lain, pengembangan home industry perikanan khususnya pengalengan ikan atau diversifikasi pengolahan produk perikanan adalah opsi yang tepat. Karena home industry telah mampu bertahan saat badai krisis moneter menghantam negeri ini,” tandas Kadri.

Lanjut Kadri, prospek peluang pasar perikanan setiap tahun meningkat baik lokal, regional termasuk pasar manca negara. Namun yang menjadi tantangan adalah stok yang berkelanjutan dan stabilitas mutu.

“Terkait dengan itu program standing stock harus terjaga dan mutu harus dipertahankan di fishing ground hingga port, loading, handling hingga output pengolahan bahkan sampai ke meja konsumen,” ujarnya.

Aspek lainnya adalah integritas dan behavior atau perilaku pekerja industri perikanan harus menjadi utama. Ini karena banyak industri perikanan besar di Indonesia yang kolaps karena perilaku tenaga kerjanya yang tidak terpuji.

“Perilaku ini merugikan pemilik investasi karena sering melakukan tindakan tidak terpuji berupa mencuri ikan di setiap rantai processing,” tutup Kadri. (Ateng)