DAERAHSosial

Bencana Rua, Pelajaran Bagi Pemerintah Kota Ternate dan Masyarakat

×

Bencana Rua, Pelajaran Bagi Pemerintah Kota Ternate dan Masyarakat

Sebarkan artikel ini
Banjir bandang di Kelurahan Rua Kota Ternate. Kanan, Ketua MPO Partai Golkar Malut, Amanah Upara. (foto: Ateng)

KOTA TERNATE MALUT, Suara Jelata Kota Ternate adalah tipikal kota kecil yang dihuni oleh komunitas masyarakat yang sebagiannya menetap tinggal di daerah lereng gunung Gamalama. Dalam pandangan Ketua MPO Partai Golkar Malut, Amanah Upara, keberadaan mereka yang tinggal di lereng atau kaki gunung berapi Gamalama ini menjadi ancaman serius, Minggu (25/08/2024).

Menurut Amanah, Pemkot dan masyarakat harus punya kesadaran kolektif untuk menjaga alam dan lingkungannya.

Scroll untuk lanjut membaca
Scroll untuk lanjut membaca

“Tidak boleh menebang pohon sembarangan, tidak boleh membuang sampah di aliran sungai (barangka), tidak boleh membangun rumah di bantaran kali mati, termasuk tidak boleh membuang sampah di laut,” cetusnya, Minggu (25/08/2024)

Menurutnya, Pemkot Ternate sudah harus dapat memetakan zona wilayah yang masuk dalam kategori bahaya. Selain itu, Pemkot juga wajib membuat Perda terkait pelarangan membangun rumah di zona-zona yang masuk kategori bahaya.

Kalaupun ada pembangunan rumah warga di zona tersebut, sebaiknya harus ada penataan. Amanah memberikan contoh terkait hunian atau perumahan warga di daerah puncak seperti, Kelurahan Moya, Marikurubu, Foramadiahi, Fatcei dan Tubo.

Selain itu menurutnya, Pemkot juga harus melarang masyarakat yang tinggal di daerah ketinggian (puncak) menebang pohon secara sembarangan. Di beberapa kelurahan yang disebutkan ini, selain dekat dengan gunung Gamalama juga merupakan daerah aliran lahar dingin.

“Jika Pemkot lalai dan enggan mengatur masyarakat untuk mengelola lingkungan secara baik, dampaknya masyarakat bakal membangun rumah dan bangunan lainnya secara serampangan. Tanpa peduli dengan alam dan lingkungan Kota Ternate,” tandasnya.

Side effect-nya menurut Amanah, suatu saat ketika letusan gunung Gamalama pasti akan berefek banjir lahar dingin yang dahsyat dan membawa petaka bagi masyarakat Ternate.

“Bencana banjir bandang Kelurahan Rua harus menjadi pelajaran berharga bagi kita semua agar perlu melindungi hutan . Tidak boleh menebang pohon sembarangan dan perlu melakukan reboisasi. Selain itu tidak boleh membuang sampah sembarangan,” ungkap Amanah.

Ia menambahkan, masyarakat yang membangun rumah di bantaran sungai atau kali mati, merusak hutan, menebang pohon sembarangan dan membuang sampah sembarangan harus diberi sanksi tegas.

“Firman Allah, ‘Kerusakan di bumi dan di langit karena ulah tangan-tangan manusia’. Innalilahi wainnailaihi Raji’un, Alfatihah, Aamiin. Turut berbelasungkawa yang mendalam atas bencana banjir di Kelurahan Rua, Kecamatan Ternate Pulau, Kota Ternate. Semoga para korban dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kesabaran, Aamiin,” ucap Amanah. (Ateng)