HALMAHERA BARAT MALUT, Suara Jelata – Toleransi antar umat beragama menjadi modal dasar penting bagi kelangsungan dan kemajuan pembangunan daerah. Guna merawat kokohnya bangunan toleransi antar umat beragama sangat diperlukan terobosan-terobosan positif yang lahir dari tokoh-tokoh agama.
Terobosan-terobosan positif dapat dilakukan dalam bentuk dialog lintas agama dan pemahaman tentang pentingnya toleransi yang perlu disemaikan kepada setiap pemeluk agama.
Guna mendukung terciptanya keharmonisan dalam kehidupan toleransi antarumat beragama, Oikumene sebagai wadah penyatuan gereja-gereja se-Halmahera Barat menginisiasi terselenggaranya Festival Kasih dan Mukjizat, Kabupaten Halmahera Barat, Jailolo 2025.
Sejumlah gereja yang turut menginisiasi penyelenggaraan Festival Kasih dan Mukjizat (FKM) tersebut meliputi, PGIW, Gereja GSJA, Gereja GKPMI, Gereja GMIH, Gereja GPRY, Gereja GPDI.
Festival Kasih dan Mukjizat (FKM) tersebut dilaksanakan selama tiga hari, dimulai dari Kamis-Sabtu tanggal 2 hingga 4 Oktober 2025. FKM dipusatkan di Lapangan Sasadu, Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat (Halbar), dimulai Pukul 18.00 WIT hingga selesai.
Diwawancarai awak suarajelata.com, Senin (06/10/2025), Ketua Panitia FKM, Pendeta Sofyan Salama yang juga Penghubung Tim Global Good News Intiatif (GGNI), mengatakan, FKM menghadirkan dua hamba Tuhan sebagai narasumber. Yakni, Tom Lipkin dari Finlandia dan Gola Tiruneh dari Kanada.
“Setelah gelaran festival, telah dilangsungkan pula Khotbah dan Doa Berkat. Doa berkat ini dikhususkan bagi orang-orang sakit. Puji Tuhan, setelah didoakan, mereka yang sakit akhirnya diberikan nikmat kesembuhan,” ucap Pendeta Sofyan.
“Manusia itu tidak bisa menyembuhkan, manusia juga tidak bisa menyelamatkan. Yang bisa menyembuhkan dan menyelamatkan adalah Tuhan,” ujarnya seraya mengutip dua narasumber tersebut.
Dikatakan, FKM mendapat dukungan luas dari warga masyarakat Kristiani di Kabupaten Halbar. Pada malam perdana penyelenggaraan FKM, sekitar dua ribuan lebih pengunjung berkesempatan hadir memadati Lapangan Sasadu, tempat penyelenggaraan FKM.
Antusias warga Kristiani juga berlangsung di malam kedua. Pada malam penutupan, pengunjung yang hadir pada gelaran FKM ditaksir berjumlah lebih dari 4 ribu orang.
Tak sebatas dukungan masyarakat, Pemda Halmahera Barat pun turut memberikan dukungan dan kontribusi nyata.
“Sebelum dimulainya kegiatan, kami telah melakukan audiensi dengan Pak Bupati dan Wakil Bupati Halbar. Intinya Pak Bupati dan Wakil Bupati sangat responsif mendukung penyelenggaraan FKM,” ujarnya.
Dukungan lainnya datang dari Badan Kesbangpol Halbar, termasuk Kementerian Agama (Kemenag) Halbar khususnya Bimas Kristen. Beberapa OPD yang turut memberi dukungan adalah, Dinas Kesehatan Halbar, Badan Penanggulangan Bencana Daerah termasuk Satpol PP untuk pengamanan.
Sebelumnya panitia juga melakukan audiensi dengan Kapolres Halbar, menyusul dikeluarkannya surat izin penyelenggaraan kegiatan oleh Polres Halbar.
“Setelah mengantongi surat izin dari Polres, kami kemudian memajang baliho, slayer dan pamflet sebagai bagian dari sosialisasi kegiatan,” ungkapnya.
Oleh karena Festival Kasih dan Mukjizat (FKM) bertujuan membangun keakraban antar umat beragama, dukungan pun datang dari pengurus-pengurus masjid khususnya di Desa Acango dan Hate Bicara. Dukungan lainnya adalah dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Halbar termasuk pula beberapa kepala desa yakni, dari Desa Acango, Hate Bicara dan Gufasa.
“Intinya tujuan pelaksanaan Festival Kasih dan Mukjizat ini adalah, Membangun keakraban antar umat beragama, Membangun keakraban antar gereja, Mengubah pola pikir para pendeta serta Membangun kerohanian Jemaat,” tutup Pendeta Sofyan. (Ateng)