HUKRIMNews

Dibangun 2020, Gedung BRI Sangiasserri Sinjai Senilai Rp1,8 Miliar Ambruk

×

Dibangun 2020, Gedung BRI Sangiasserri Sinjai Senilai Rp1,8 Miliar Ambruk

Sebarkan artikel ini
Dendy juga menjelaskan bahwa gedung BRI Sangiasserri dibangun pada tahun 2020 dengan nilai anggaran sekitar Rp1,8 miliar/ist

SINJAI, Suara Jelata–-Gedung Bank BRI Unit Sangiasserri, Kecamatan Sinjai Selatan, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, ambruk pada Selasa dini hari (21/10/2025).

‎Bangunan berlantai dua tersebut runtuh secara tiba-tiba dan menimbulkan suara gemuruh yang mengagetkan warga sekitar. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.

‎“Kami kira gempa bumi karena suaranya besar sekali. Ternyata gedung Bank BRI Sangiasserri yang rubuh,” ujar Ardiansyah, warga setempat.

‎Suara keras dari robohnya bangunan itu membuat warga berhamburan keluar rumah. Sejak dini hari hingga siang hari, lokasi kejadian menjadi perhatian warga yang penasaran ingin melihat langsung kondisi bangunan.

‎Material bangunan berupa bata ringan, semen, besi, pasir, dan kaca berhamburan hingga menggetarkan benda-benda di sekitarnya.

‎Personel Polsek Sinjai Selatan pun langsung mendatangi lokasi kejadian.
‎Kapolsek Sinjai Selatan, Iptu Muh. Anwar, mengimbau masyarakat untuk tidak mendekati area reruntuhan.

‎”Kami minta warga tidak memasuki area Bank BRI karena dikhawatirkan masih ada material berbahaya seperti pecahan kaca atau besi,” jelasnya.

‎Gedung tersebut berada di kawasan bisnis Bikeru, Kecamatan Sinjai Selatan, yang dikelilingi oleh warung makan, toko alat tulis, rumah warga, dan bengkel.

‎Kepala Cabang BRI Sinjai, Dendy Wardana, membenarkan insiden tersebut. Ia memastikan tidak ada korban karena aktivitas pelayanan sudah dipindahkan sejak Agustus lalu.

‎”Kami sudah memindahkan layanan ke ruko sementara di Jalan Persatuan Raya Sinjai sejak 1 Agustus, sehingga saat gedung ambruk tidak ada pegawai maupun nasabah di lokasi,” kata Dendy.

‎Dendy juga menjelaskan bahwa gedung BRI Sangiasserri dibangun pada tahun 2020 dengan nilai anggaran sekitar Rp1,8 miliar.

Namun sejak akhir tahun 2024, bangunan tersebut mulai menunjukkan tanda-tanda kerusakan dengan munculnya retakan di beberapa bagian.

‎”Karena faktor keamanan, kami memutuskan untuk memindahkan sementara aktivitas pelayanan agar tidak ada korban,” tambahnya.

‎Sementara itu, Unit Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Polres Sinjai) dikabarkan tengah melakukan penyelidikan atas penyebab runtuhnya bangunan tersebut.