SINJAI, Suara Jelata—Keluarga miskin yang hidup memprihatinkan, yakni Ichal (68) bersama sang istri Rampe (70) dan cucunya Adi (8) dalam gubuknya yang sudah reyot.
Gubuk yang terletak di RT 06 RW 02 dusun Kasimpurang, desa Terasa, kecamatan Sinjai Barat kabupaten Sinjai ini, saat ditemui tim investigasi Suara Jelata di kediamannya pada Jumat (22/02/2019) nampak tak lagi layak huni.
Saat tim tiba, Rampe nampak sedang mengambil sayur di pinggir jalan di depan gubuknya. Sementara suami dalam penuturannya dari pagi sudah berangkat ke kebun untuk mengambil tuak aren untuk dimasaknya menjadi gula merah.
Aktifitas keseharian suaminya, kata Rampe, hanya mengandalkan pohon aren untuk kebutuhan makan dan keberlangsungan hidup dengan penghasilan Rp.50.000/minggu.
Rampe menjelaskan, hanya itu yang bisa dilakukan untuk kebutuhan hidup, karena semua bantuan sudah tidak ada lagi dari pemerintah dalam bentuk apapun.
“Dulu pernah ada bantuan tapi semenjak suami pertama saya meninggal puluhan tahun yang lalu semua bantuan diputus, dan bukti penerimaan bantuan diambil kembali oleh pemerintah karena alasan Kartu Keluarga (KK) tidak lengkap”, ungkap Rampe dengan nada sedih.
Dengan kondisi keterbatasan itulah, alasan sehingga cucunya pun tak bisa disekolahkan.
Ditanya lebih lanjut, Rampe dengan nada sedih, sambil mengusap matanya, ia menuangkan kegelisahannya.
Ia mengaku sangat ketakutan saat musim hujan dan angin kencang tiba, dengan kondisi rumahnya yang nyaris runtuh hanya ditopang dipenuhi penyangga tambahan.
“Penna bosi’ tena na sennang nyahaku, biasa kutajang maimpi bosi ku tinro atau lingka’a ri bolana anakku (Kalau hujan saya tidak bisa tidur, biasa saya tunggu sampai hujan reda baru tidur atau saya pergi kerumah anak saya). ” ungkapnya.
Dalam balutan kemiskinan, akhirnya anak keduanya, Hasni terpaksa pergi mencari kerja ke Jakarta.
Rampe juga menuturkan, dimana anaknya sudah puluhan tahun merantau namun tak pernah lagi ada kabar. Dia mengaku, hanya bisa pasrah dan bersabar serta tawakal
Keadaan yang terpaksa ia terima, Rampe sangat mengharapkan perhatian dari pemerintah terhadap kondisinya sekarang.
Sementara, Kepala Desa Terasa, Nasse S.ag, dikonfirmasi via telepon mengungkapkan bahwa yang bersangkutan benar tidak terima bantuan.
“Datanya belum masuk PKH (Program Keluarga Harapan) memang yang menerima kemarin itu menurut Dinas Sosial saat Musrembang hanya data lama dan sudah kita usulkan dari masing-masing dusun untuk verifikasi data perubahan lalu kita usulkan kembali” kuncinya.
Mg Agus/Burhan SJ