YOGYAKARTA, Suara Jelata— Hanang Mintarta, warga Desa Ngentakrejo, Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini, tak pernah bermimpi untuk menjadi seorang pengusaha batik.
Bahkan bercita-cita pun tak pernah ia pikirkan. Pasalnya, pria kelahiran tahun 1985 ini semasa kecilnya sangat benci dengan membatik, kendati mbahnya (neneknya) dan saudara sepupuhnya berprofesi sebagai pembatik.
Alasan dirinya benci dengan membatik karena ia tak pernah ada waktu untuknya bersama sang nenek. Begitu pula dengan sepupuhnya, juga ia tak pernah ada waktu untuknya. Sang nenek dan sepupuh hanya menghabiskan waktunya untuk membatik.
“Itulah yang membuat saya cemburu dengan waktu. Semua waktu yang ada dihabiskan untuk membatik. Sedangjan saya selalu tidak waktu. Padahal datang rumah nenek dan sepupuh ingin diperhatikan segala,” kata Hanang saat berbincang dengan awak media Suara Jelata.com, Kamis (6/2/2020).
Seiring dengan berjalannya waktu, pria berusia 35 tahun ini, semula benci dengan membatik, kini malah menggeluti usaha batik. Dan sukses menjadi pengusaha batik muda di Ngentakrejo, Kulon Progo.
Berbekal dengan ilmu seni yang didapat dari bangku kuliah, ayah dua putra ini memulai merintis usaha batik pada tahun 2014. Gayung bersambut, batik karyanya sendiri kali pertama dibeli seorang dosen dari Universitas Gajah Mada (UGM).
“Batik buatan pertama saya dibeli seorang dosen UGM. Awalnya batik tersebut saya promosikan di media sosial FB,” kata Hanang, mengenang batik perdana karya tangannya sendiri.
Saat ditanya bagaimana, seorang Hanang yang sebelumnya benci membatik tiba-tiba ia cinta membatik.
“Saat di bangku SMP saya mendapat pelajaran teori membatik dari seorang guru saya. Tapi sampai lulus SMP tidak pernah belajar praktek, hanya terori saja,” kenangnya lagi.
Rasa penasaran terkait cara membatik menyelimutinya sejak di bangku SMP selama tiga tahun hanya belajar teori mendorongnya ingin membatik. Terlebih di tahun 2008, Pemkab Kulon Progo dipimpin Bupati dr Hasto saat itu, mewajibkan dinas-dinasnya memakai batik produk Kulon Progo.
Kini Hanang, sukses usaha batik yang dinamainya Batik Banyu Sabrang dan mempekerjakan sebanyak 55 orang karyawan. Yang semula hanya satu orang karyawan.
Laporan: Mhmd