MAGELANG, Suara Jelata— Bisnis jual beli ban bekas, rupanya masih menarik untuk digeluti sebagai usaha tambahan. Halnya yang dijalani oleh Pardi (55), warga Tegalsari, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Usaha jual beli ban bekas yang dirintisnya sejak 20 tahun lalu, hingga sekarang masih eksis.
Sebagian besar warga yang ingin mengganti ban sepeda motornya, memilih memakai ban seken dibanding ban original. Terutama ban yang dijual oleh Pardi. Selain masih memiliki kualitas bagus, dari segi harga juga relatif terjangkau dibanding ban baru.
“Ban bekas inikan, murah. Lagi pula masih cukup bagus untuk dipakai di aspal maupun di jalan licin,” ujar Pardi kepada Suara Jelata. Jumat (6/3).
Selama usaha ban bekas baik ban sepeda, sepeda motor dan mobil, tidak pernah sepi pelanggan. Rata-rata per hari warga yang pesan ban 10 hingga 15 buah. Sebagian besar ban sepeda motor.
“Harganya bervariasi, dari harga Rp 35 ribu sampai Rp 70 ribu per ban dan sudah termasuk upah pasang jika minta dipasangkan langsung,” katanya.
Selain jualan ban bekas, Pardi juga menerima upah tambal ban, termasuk tubles. Yang menarik dari usaha yang ditekuni pria 55 lima tahun ini, karena tidak semata-mata mengejar keuntungan. Dari jasa tambal ban, ia kadang ikhlas tak dibayar jika pelanggannya kebetulan tidak bawa atau cukup uangnya.
Terkait ban bekas yang ia jual, diperoleh dari mana dan kenapa masih kualitas bagus? Pardi berkisah, ban-ban tersebut dua beli dari pengumpul. Tetapi yang dibeli khusus ban yang masih bagus.
“Ya, kita pilih bannya. Kawat bagian dalamnya masih bagus. Belum tipis dan masih bergigi. Terutama itu, belum tipis, gigi bannya masih kuat biar tidak licin di jalan dan tidak memakan ban dalam,” jelas Pardi, Minggu (8/3) pagi.
Pardi juga tidak menepis bahwa dalam berkendaraan, ban salah satu kekuatan utama untuk keselamatan berlalu lintas. Karenanya, ia berpesan setiap warga yang hendak mengganti ban kendaraannya, untuk memilih ban bagus.
“Terutama jika memilih ban bekas, harus ban betul-betul masih ketebalannya dan masih bergigi,” imbuhnya.
Dalam catatan Pardi, setiap bulan hasil diraup dari penjualan ban bekas rata-rata mencapai Rp 4 juta hingga Rp 5,5 juta.
Laporan: Mhmd