SINJAI, Suara Jelata—Haji Mahmud (68) asal Dusun Kaddorobukua, Desa Barania, Kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan. Ia adalah bukan petani biasa di desa tersebut.
Haji Mahmud dikenal sebagai orang dermawan. Sejak kecil ia didik menjadi seorang petani tembakau dan cengkih di daerah dataran tinggi pedalaman Sinjai itu.
Mahmud melakoni aktivitasnya sebagai petani dan sebagai penjual tembakau tradisional.
Disamping sebagai petani tembakau, ia juga sebagai penjual tembakau di dua pasar yakni Pasar Manipi, Kecamatan Sinjai Barat dan Pasar Manimpahoi, Kecamatan Sinjai Tengah.
Pendidikan Haji Mahmud tak setinggi pada umumnya masyarakat di desa itu. Tetapi ia hanya mengenyam pendidikan setara Sekolah Menengah Atas.
Namun ia tekun menjalani aktivitasnya sebagai petani dan sebagai penjual tembakau tradisional.
Sejak memulai usaha bisnisnya, Haji Mahmud mengumpulkan uangnya dari hasil jual tembakau.
Dari hasil itu, laki-laki kelahiran 15 Mei tahun 1953 ini mulai membeli beberapa lahan kebun cengkih dan kopi di Desa Barania.
Tahun 1997 lalu, ia mulai menunaikan ibadah haji pertamanya ke Mekkah. Saat ini Mahmud telah menunaikan ibadah dua kali.
Sukses menunaikan ibadah haji bersama istrinya, Mahmud kemudian mencoba masuk sebagai calon Kepala Desa Barania 15 tahun lalu.
Kala itu, Mahmud belum rezkinya terpilih. Ia hanya kantongi suara sekitar 150 suara. Dan di masa pemilihan kepala desa selanjutnya, Mahmud kemudian kembali mengadu nasib bertarung sebagai calon kepala desa di Pilkades Barania tahun 2014 lalu.
Namun ia belum beruntung dan masih berada pada urutan ketiga pada perolehan suara dari tiga calon kepala desa.
Pada Pilkedes pertama dan kedua Mahmud menghabiskan uang Rp 200 juta lebih. Uang itu untuk seluruh operasional pemenangan.
Tak hanya itu dirinya juga menghabiskan satu mobil pick up sarung yang dibagi-bagi ke masyarakat.
” Di situ saya putuskan bahwa rezki saya jadi kepala desa tidak ada, sehingga saya fokus kembali jualan tembakau,” kata Mahmud. Selasa, (22/6/2021).
Usaha itu digelutinya hingga saat ini dan berhasil membangun masjid moderen di daerah tersebut.
Sejak Kecil Mahmud Punya Cita-cita Bangun Masjid
Sejak kecil, Mahmud bercita-cita ingin bangun masjid dengan biayanya sendiri. Tokoh Nahdatul Ulama di Sinjai Barat ini di usia 68 tahun itu barulah ia wujudkan membangun masjid.
” Sebenarnya sejak kecil saya sudah bercita-cita bangun masjid. Dan setelah ikut Pilkedes kemarin niat itu sudah bulat karena saya masih punya uang,” ungkapnya.
Tahun lalu, cita-cita mulia dari Haji Mahmud itu diwujudkan dengan mulai meletakkan pondasi masjid tepat di samping rumahnya setelah meminta restu dari sang istrinya bernama Hj Asisah.
Kini Masjid H. Mahmud Asisah berdiri dua lantai di atas bukit Desa Barania.
Masjid itu rencananya akan diresmikan pada 25 Juni mendatang.
Masjid tersebut dibangun dengan menggunakan dana seorang diri Haji Mahmud. Mulai dari pengadaan material hingga jasa tukang ditanggungnya.