News

‘Gertac Sehati’, Himbauan Bupati Sinjai Tekan Inflasi Dengan Tanam Cabai

×

‘Gertac Sehati’, Himbauan Bupati Sinjai Tekan Inflasi Dengan Tanam Cabai

Sebarkan artikel ini
Bupati Sinjai, Andi Seto Gadista Asapa saat mengunjungi dan bercengkarama dengan seorang anak beberapa waktu lalu, (Dok. Arsip)

SINJAI, Suara Jelata–Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultural dan Perkebunan (TPHP), Kamaruddin Samma mengungkapkan, Gerakan Tanam Cabai Sehat Tekan Inflasi (Gertac Sehati) yang dihimbau oleh Bupati Sinjai Andi Seto Gadista Asapa, terinspirasi dari cerita driver di Jakarta yang membahas tentang penanganan cabai rawit, di tengah melonjaknya harga.

Adapun gerakan Gertac Sehati ini, sebagai langkah mengantisipasi laju inflasi utamanya untuk komoditi cabai rawit, yang diperuntukkan khususnya  kepada seluruh ASN kurang lebih 6.000 ASN.

Scroll untuk lanjut membaca
Scroll untuk lanjut membaca

Olehnya itu, melalui gerakan ini diharapkan agar seluruh ASN dapat menanam cabai rawit baik di media tanam seperti di pot, polybag, pekarangan rumah, dan media tanam lainnya.

Kamaruddin sapaan akrabnya menjelaskan, tujuannya gerakan ini, adalah dalam rangka memenuhi kebutuhan sehari-hari utamanya pada komoditi cabai rawit.

“Sehingga jika harga cabai naik, hal tersebut tidak berpengaruh lagi karena kebutuhan rumah tangga utamanya cabai rawit sudah tersedia. Mudah-mudahan program Gertac Sehati ini dapat berjalan efektif. Agar ke depan tidak terpengaruh lagi dengan inflasi utamanya pada komoditi cabai rawit, ” jelasnya.

Ia menambahkan, gerakan ini sebenarnya terinspirasi waktu ke Jakarta yakni, terdapat seorang driver grab yang menceritakan harga cabai rawit di Jakarta yakni, Rp 130 ribu per kilo.

Sekaligus kata Kamaruddin, driver itu juga menjelaskan langkah yang dilakukan agar tidak terpengaruh dengan harga cabai rawit yang terbilang mahal. Olehnya itu, sang driver mulai menanam cabai rawit di halaman rumahnya.

“Kisah driver itu kami anggap menarik sehingga, mulai dijadikan sebagai gerakan Gertac Sehati yang diperuntukkan kepada pegawai ASN di Kab. Sinjai yang kurang lebih sekitar 6.000 pegawai,” ujarnya.

Menurut Kamaruddin, jika kurang lebih 6.000 pegawai ASN ini menanam cabai, tentunya jika harga cabai rawit melonjak para ASN ini, tidak lagi kesulitan atau pun merasa gelisah karena, sudah dapat memproduksi sendiri cabai rawit.

Sekaligus ungkap Kamaruddin, program ini juga merupakan gerakan swadaya sehingga, diharapkan tidak terlalu bergantung dengan anggaran.

“Perlu diketahui, untuk menanam cabai tidak perlu mempersulit diri untuk mencari sumber bibit, cukup menyediakan dua biji cabai rawit, setelah itu potong sisi kiri dan kanan. Kemudian, jika telah selesai memotong kedua sisinya, lalu ambil bagian dalamnya tanam di pot, polybag, pekarangan rumah. Pasti, satu dua minggu itu sudah mulai tumbuh,” paparnya.

Selain itu, Kamaruddin juga menjelaskan sisi sehatnya jika produksi atau menanam sendiri cabai rawit pada media tanam seperti di polybag, pot, atau halaman rumah adalah hanya memerlukan pupuk kandang.

“Tentunya melalui gerakan ini, cabai rawit yang di tanam tidak perlu menggunakan pupuk kimia, tinggal mengganti dengan pupuk kandang, sehingga meminimalisir sentuhan bahan kimia. Sekaligus, memudahkan pada proses pasca panennya, jika sedang butuh tinggal memetik dua sampai lima biji cabai rawit,” tuturnya.

Di bandingkan  jika membeli cabai rawit di pasar kata Kamaruddin, tidak dapat dipastikan bagaimana proses produksinya, bisa jadi menggunakan pupuk kimia sekaligus juga terkadang tidak segar lagi.

“Jika semua ASN melakukan gerakan ini, tentunya sedikit banyaknya dapat menekan inflasi salah satu komoditi yakni, cabai rawit. Sehingga, ini merupakan upaya kami untuk menekan inflasi,” ucapnya.

“Kami fokus di komoditi cabai rawit karena, belajar dari tahun-tahun sebelumnya, cabai rawit merupakan komoditi yang harganya terkadang naik, dibandingkan dengan cabai keriting dan cabai besar,” tambahnya.

Tidak hanya itu, Kamaruddin mengungkapkan, pihaknya juga bersyukur karena terdapat salah satu kelompok tani dari Sinjai Barat yang turut berpartisipasi dalam menyukseskan program Gertac Sehati ini.

“Kelompok tani ini, turut berpartisipasi  secara swadaya membuat bibit, sehingga Alhamdulillah satu atau dua minggu ke depan, sudah dapat dibagikan 6.000 bibit, sebagai langkah awal sekaligus stimulan bagi beberapa OPD, karena nantinya bibit ini akan dibagikan ke setiap OPD. Setelah itu, tergantung OPD akan di tanam di halaman kantornya atau dibagikan kepada pegawainya,” kuncinya.