NewsPEMDA SINJAI

Mesjid Tertua di Bulupoddo Sinjai, Didirikan Tahun 1613 oleh Arung Lamatti ke VIII

×

Mesjid Tertua di Bulupoddo Sinjai, Didirikan Tahun 1613 oleh Arung Lamatti ke VIII

Sebarkan artikel ini
Budayawan Sulawesi Selatan di Sinjai bernama Muhannis menjelaskan bahwa masjid tersebut didirikan pada tahun 1613 oleh Arung Lamatti Watesuro Ina Mattamaengengi Saddah Tanah (Arung Lamatti ke VIII).

Sinjai, Suara Jelata—Masjid tertua yang berada di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan bernama Masjid Al Mujahidin.

Masjid tersebut beralamat di Bulu Lohe, Desa Lamatti Riaja, Kecamatan Bulupoddo atau sekitar delapan kilometer dari pusat Ibukota Kabupaten Sinjai. Minggu, (3/4/2022).

Scroll untuk lanjut membaca
Scroll untuk lanjut membaca

Budayawan Sulawesi Selatan di Sinjai bernama Muhannis menjelaskan bahwa masjid tersebut didirikan pada tahun 1613 oleh Arung Lamatti Watesuro Ina Mattamaengengi Saddah Tanah (Arung Lamatti ke VIII).

Raja tersebut diislamkan oleh Datu ri Tiro sebagai seorang ulama penyebar Islam yang berdakwah di 3 (tiga) kerajaan yang saling bertetangga yaitu Bulukumba, Selayar, dan Sinjai.

Ulama itu bernama lengkap Nurdin Ariyani/Abdul Jawad dengan gelar Khatib Bungsu sebagai seorang ulama dari Koto Tangah, Minangkabau yang menyebarkan agama Islam ke kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan serta Kerajaan Bima di Nusa Tenggara pada penghujung abad ke-16 hingga akhir hayatnya.

” Masjid tertua itu didirikan oleh Arung Lamatti Tuwassuro Arung Lamatti ke VIII setelah diislamkan oleh ulama Datu ri Tiro,” kata Muhannis, Selasa (29/3/2022).

Masjid yang semula bernama masjid Bulu Lohe Aruhu ini kemudian dipugar pertama kali oleh Raja Lamatti XXXVI, Andi Makkuraga Daeng Pagau Matinroe ri Masiginna.

Andi Makkuraga lahir tahun 1809 dan wafat pada tahun 1919. Selanjutnya ia dimakamkan di dalam masjid.

Selain menjadi sentra kegiatan dan penyiaran agama Islam di Kerajaan Lamatti, pada tahun 1817 M, Masjid Al-Mujahidin juga digunakan sebagai pusat kerajaan melawan penjajah Belanda.

Saat itu, kata Muhannis pusat pemerintahan kerajaan di Sinjai masih berpindah-pindah.

Masjid Al Mujahidin memiliki ciri arsitektur yang seragam di Indonesia terutama bentuk dan atap kubahnya yakni berbentuk limas dan joglo dengan cungkup di atasnya.

Masjid ini memiliki luas bangunan 400 m2 dengan status tanah Wakaf.

Masjid Al Mujahidin mampu menampung 100-an orang jamaah, jumlah muazin 1 orang.

Masjid Al-Mujahidin ini memiliki empat buah pintu. Dua pintu untuk jamaah laki-laki dan dua pintu jamaah perempuan.
Terdapat sembilann jendela, dua diantaranya jendela berukuran kecil, terdiri dari 17 tiang penopang.

Mesjid ini memiliki atap seng serta kubah mesjid berbentuk limas dengan empat tingkatan dan sebuah gerabah di dalamnya. (*)