JEPARA JATENG, Suara Jelata – Bupati Jepara Dian Kristiandi melakukan panen raya semangka bersama para petani di Desa Tubanan, Kecamatan Kembang, Sabtu (23/04/2022). Ternyata selain menjadi sentra kerajinan ukir, Jepara juga dikenal sebagai penghasil beragam tanaman holtikultura, salah satunya adalah buah semangka.
Panen raya semangka melalui program Agroforestry (Wanatani) kerjasama LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan) Tunas Agung Desa Tubanan dan Perum Perhutani KPH Pati. Panen semangka ini dilakukan di atas lahan seluas 23,5 hektare, dengan nilai produksi mencapai 24 ton per hektare. Semangka hasil panen tersebut nantinya dipasarkan di berbagai kota di luar Jepara.
“Saya sangat senang dengan adanya program Agroforestry antara LMDH dan Perhutani. Di mana setiap dua bulan mereka mampu memanen buah semangka,” kata Kristiandi.
Menurutnya, ini merupakan langkah luar biasa untuk pengembangan lahan di Desa Tubanan yang bernilai ekonomis.
Sehingga patut untuk diberikan perhatian. Dengan panen ini menunjukkan jika petani telah bekerja keras untuk lebih mandiri dan sejahtera.
“Masyarakat yang biasanya mencari rumput dan kayu bakar, dengan fasilitas dari Perhutani mereka mampu memberdayakan kelompok untuk memperbaiki ekonominya,” katanya.
Bupati Jepara berharap hasil panen ini bisa terus ditingkatkan. Jika biasanya hanya dua kali tanam dalam setahun, bisa menjadi empat kali tanam, sehingga hasilnya lebih banyak lagi.
“Kita akan dorong BUMN untuk membantu menyediakan genset untuk membantu pengairan lahan pertanian ini,” katanya.
Ketua LMDH Tunas Agung Desa Tubanan, Mintarno mengatakan dari luas lahan 23,5 hektare yang dipanen mampu menghasilkan 24 ton per hektare. Untuk hasil yang diraup sebesar Rp 35 juta rupiah.
Ada 153 petani yang mengelola lahan Wanatani dengan masing-masing petani mendapat bagian 0,25 hektar lahan.
“Untuk biaya operasional seperti pupuk dan benih menghabiskan Rp 25 juta. Masih ada keuntungan bersih untuk petani Rp 10 juta rupiah,” kata dia.
Kepala KPH Pati Arif Fitri Saputra mengatakan, masih banyak lahan Perhutani yang bisa dikerjasamakan dengan masyarakat atau petani melalui Agroforestry.
“Untuk komoditasnya tidak harus buah semangka, tapi jenisnya bisa menyesuaikan dengan kondisi lahan yang ada,” kata Arif. (Iwan)