Sinjai, Suara Jelata—Kepala Kementerian Agama (kemenag) Sinjai, H. Jamaris menyebut ada sembilan orang terindikasi menjadi anggota organisasi Khilafatul Muslimin di kabupaten Sinjai.
“Kami sudah memanggil orang tersebut, yang hadir kemarin 5 orang, 2 orang sudah meninggal dunia dan 2 orang lainnya lagi sakit sehingga belum sempat hadir,” sebutnya.
Jamaris mengungkapkan kesembilan orang ini mulai tersentuh pada saat menghadiri pengajian-pengajian yang dilakukan oleh anggota Khilafatul Muslimin.
“Pada saat pengajian itu, Kartu Identitas mereka diambil lalu didaftar sebagai anggota dan di bai’at,” ungkapnya.
Berdasarkan informasi dan pengakuan kelima orang tersebut kata Jamaris, awal mulanya mereka masuk di organisasi Khilafatul Muslimin ini pada saat mengikuti pengajian.
“Jadi awalnya, Ada Ustas dari luar masuk ke Sinjai, kemudian ketemu temannya dan temannya inilah yang memanggil juga teman lainnya untuk melakukan pengajian disalah satu sekolah, dipengajian itulah mereka diminta identitasnya ternyata untuk didaftar sebagai anggota, kemudian di bai’at,” jelasnya.
Mantan pejabat Kemenag Kabupaten Gowa ini mengklaim bahwa warga kabupaten Sinjai ini yang terdaftar sebagai anggota Khilafatul Muslimin tidak tahu dan paham tentang organisasi itu.
“Setelah kami telusuri, baik jejak elektronik ataupun aktivitas-aktivitas ditengah masyarakat tidak ditemukan kegiatan-kegiatan dilakukan yang dianggap merugikan, baik terkait membangun jaringan ataupun hal lain yang dianggap membahayakan, dan ternyata mereka ini tidak memiliki informasi yang cukup tentang organisasi ini sehingga kita anggap mereka ini adalah korban,” jelas Jamaris.
“Diantara yang hadir 5 orang kemarin itu tidak saling mengenal dan mereka kaget setelah tahu kalau organisasi ini ternyata dilarang oleh pemerintah,” sambungnya.
Saat ini kata Dia, usai melakukan interogasi kepada mereka, pihaknya melakukan pembinaan bersama beberapa unsur terkait.
“Mereka juga sudah melakukan Syahadat kebangsaan untuk kembali memperkuat komitmennya tetap loyal menjadi bagian dari NKRI dan menyatakan mencabut bai’atnya yang dilakukan pada saat pengajian itu,” ujarnya.
Jamaris berharap kepada masyarakat Sinjai untuk melaporkan ke pihak Kemenag atau penyuluh agama, jika ada oknum yang membawa sesuatu paham yang dianggap melenceng.