SINJAI, Suara Jelata—Sangat miris nasib seorang kakek tua bernama Matta (90) yang hidup di bawah garis kemiskinan beralamat di Dusun Bua, Desa Baru, Kecamatan Sinjai Tengah, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan. Jum’at, (4/1/2019).
Kondisi Matta yang Sakit-sakitan dan sulit untuk berjalan terpaksa dihidupi oleh istrinya, Mariah (59).
Ia tinggal di rumahnya yang sangat sederhana, luput dari perhatian pemerintah.
Mariah, mengaku bahwa ia tidak memiliki tanah sejengkal pun untuk diolah dan ditanami, kecuali tanah tempat gubuknya berdiri.
Untuk kebutuhan sehari-harinya saja tak berkecukupan, ia perlu menjual tenaganya untuk bekerja ke orang lain saat musim panen padi untuk dapat beras.
Satu-satunya alternatif menyambung hidupnya ialah memelihara ayam yang jumlahnya tak seberapa sebagai sumber ekonominya untuk membeli beras.
Pasangan Matta dan Mariah, memiliki 1 orang anak yang kini bertaruh keringat merantau ke tanah Palu, Sulawesi Tengah.
“Saya suruh pergi ke Palu merantau karena buat apalagi, saya tidak punya apa-apa untuk dikerja di sini,” ungkapnya.
Selain kenyataan hidupnya yang keras, bantuan sembako pemerintah pun mandek dari beberapa bulan lalu dengan alasan bahwa kartu miskin yang dimilikinya tak lagi berlaku.
Bantuan uang dari pemerintah yang diberikan sebelumnya pun putus dari 1 tahun lalu.
“Saya tidak dapat, malahan ada orang yang lebih berada dari saya yang dapat bantuan, punya motor, kebun tapi dapat beras dan uang, namun ini mungkin sudah ketentuan dari yang diatas,” kuncinya.
Mg Alam/Mg Sam/Burhan SJ