
SINJAI, Suara Jelata—Kisah hidup kakek cenreng (70) yang tinggal di Dusun Kampala, Desa Turungan Baji, Kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan sempat viral di media sosial.
Ia tinggal di gubuk berukuran 3×3 meter yang tak layak huni, berjarak sekitar 1 km dari pemukiman warga.
Selain tinggal sendiri di gubuknya yang tidak layak tersebut, dirinya juga sakit sakitan dan tidak ada penghasilan. Ini dikarenakan dirinya sudah tidak mampu lagi jalan seperti orang sehat untuk bekerja.
Kisahnya sempat menjadi kontroversi ditengah Masyarakat, membuat Pemerintah Sinjai melalui Dinas Sosial terkesan ‘panik’ dengan pemberitaan yang dianggap menyudutkan dan keluarganya yang keberatan.
Kadis Sosial Sinjai Muhlis Isma sempat berkunjung ke Rumah Cenreng dengan medan yang cukup sulit bersama dengan rombongan.
Membawakan bantuan dan berdiskusi dengan keluarga Cenreng, bahkan sesuai dengan klarifikasi yang diutarakan dalam salah satu media dirinya mengatakan Cenreng tidak dalam kondisi terlantar.
Muhlis Isma juga mengatakan keluarga Cenreng keberatan dengan pemberitaan, meski sejumlah warga membawakan bantuan. Pantauan terakhir dari tim Suarajelata saat ini Rumah Cenreng sudah banyak bantuan dari dermawan.
Buntut dari pemberitaan ini juga membuat Dinas Sosial melalui Humas Sinjai mengadakan jumpa pers yang dibungkus dengan acara silaturahmi, meski dalam jumpa pers tersebut konon kabarnya tidak dibahas secara mendalam persoalan ini.
Namun ironisnya, penelusuran tim SJ justru Kadis Sosial Sinjai mengunjungi salah satu media dan memberikan klarifikasi tentang kondisi Cenreng versi Pemerintah Sinjai.
Tim SJ coba mengkonfirmasi kembali kekeluarga Cenreng, menghubungi kebenaran “Kemarahan” mereka yang didapatkan Dinsos.
Salah satu keponakan Cenreng, Mamma yang tinggal di Kecamatan Sinjai Tengah, saat di konfirmasi media ini mengutarakan keadaannya.
” Kalau Rumah anaknya itu yang pindah di Bonto Salama ada itu ia, dari dulu itu tinggal disitu Kakek Cenreng, sekitar 40 meter memang dibawahnya ada rumahnya anaknya, tapi sudah pindah di Bonto Salama sudah lama, itu kakek Cenreng sejak dulu itu tinggal disitu. Karna itu memang Rumahnya. “Katanya.
Memang kakek Cenreng dulu itu ada Rumahnya di Bonto Salama, sekarang itu sudah tidak sama sama tinggal dengan anaknya.
” Kita bersyukur itu kalau pemerintah melihat orang begituan, misalnya anaknya najamin itu itu orang tuanya kan sudah sepantasnya, kalau jaminan dari pemerintah kan lain juga ceritanya, ” Bebernya.
Ia menambahkan, jika Kakek Cenreng dikenal sebagai orang tua yang sangat jujur dan berbicara apa adanya, ” Apa yang dikatakannya adalah kejujuran, namanya juga orang kampung tidak mungkin berkata bohong jika ditanya,”Terangnya.
Informasi lain yang dihimpun dari menantu kakek Cenreng, yang bernama Rabasia saat di konfirmasi melalui jaringan telpon Sabtu (2/2/19), pagi sekitar pukul 7:00 wita justru mengatakan berterimah kasih atas adanya bantuan yang ada.
“Saya tidak marah, dan suami saya juga bilang tidak marah karena itu orang yang datang melihat dan memasukan di media itu apa yang dibilang orang tua itu juga dia kasi masuk, ” Ungkapnya.
Hanya saja dia merasa keberatan kenapa tidak ditanyakan kalau, orang tuanya bilang kalau dia makan hanya satu kali satu hari, dan kadang tidak makan, padahal dirinya membawakan makanan kerumahnya.
“Kalau saya tidak ada masalah, yang sudah selesai sudahmi, tidak usah di perpanjang dan Pemerintah juga sudah datang melihat dan berikan bantuan, dari dinas sosial,”Lanjutnya.
Putra Cenreng, Jufri yang tinggal di Mkassar juga dihubungi media ini, dia menuturkan jika orang tuanya Cenreng, benar sudah lama tinggal di Dusun Kampala, mulai sejak dirinya masi duduk di bangku kelas 5 (SD) Sekolah Dasar.
Dan masuk dalam penanggungan Kartu Keluarga Rabasia, yang bertempat di Dusun Carumbang, Desa Bonto Salama.
“Tidak marahka, saya cuman bilang sama pak llham (Bhabimkamtibmas) tolong, kalau bisa di ralat itu beritanya ada kata katanya yang tidak berkenan di hati saya (kadang tidak makan dalam sehari). Pak Ilham bilang nanti saya bikinkan berita pembanding,” Ucap Jufri, Putra Cenreng.
Ia menambahkan dengan bijak “Saya semula kecewa, cuman saya ambil sisi baiknya saja. Cuman ini kelemahannya karena tidak ada konfirmasi dari pihak saya sebelumnya, tiba tiba ada di media,”pungkasnya
Dia melanjutkan Bapaknya memang sering bilang sama dirinya bilang begitu (tidak makan.Red), tapi kan namanya saja orang tua, satu kesukuran bagi dirinya jika ada yang bisa melihat kebaikannya orang tuanya.
“Terus terang saya malu-malu dengan berita itu tapi saya ambil sisi baiknya, dan saya liat Dinas Sosial sudah, datang memberikan bantuan dan juga banyak warga memberikan bantuan, kami bersyukur,” Pungkasnya.
Saat ini sejumlah bantuan sudah diberikan kepada Kakek cenreng, dari Guru yang dermawan, Polisi dan Dinas Sosial yang menjanjikan Panti Jompo.
Laporan dan catatan: Mg Nandar