SINJAI, Suara Jelata—Jeratan ekonomi membuat perempuan paruh bayah, Manika yang puluhan tahun tinggal sendiri di rumah tak layak huni di Dusun Cempaha, Desa Talle, Kecamatan Sinjai Selatan, Kabupaten Sinjai. Jumat, (23/8/2019).
Rumah tersebut luasnya sekitar 5 x 7 meter ini tampak menggunakan dinding papan yang lapuk dengan atap terpal kumal dan bocor.
Mamika memanfaatkan lahan di sekitar rumahnya dengan menanam cabai untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Selain jeratan ekonomi, Manika juga diduga mengalami kelainan jiwa. Ironinya kondisi yang dialami seolah luput dari perhatian terkait.
“Ennappa, ennappa, saupi dolo lokko, ufalenginni jarikku, saufi dolo lokku, saya petani kebun, itue ladang, (belum, belum, sembuhpi lukaku, baru saya mau terima, saya ini kerja kebun, itu saya menanam cabai),” kata Mamika.
Sekertaris Desa Talle, Umar Said mengatakan, bahwa pemerintah telah memberikan bantuan atap dan program bedah rumah namun Manika menolak.
Pemerintah juga sebenarnya telah menyiapkan anggaran senilai 10 juta rupiah untuk perbaikan rumah milik Manika.
“Anggaran ada pak, ibu ini memang yang tidak mau, harapannya nanti ini ada dari pihak keluarga yang bisa mem-backing kami di pemerintah desa untuk bagaimana dia bisa memberikan masukan pembenahan supaya layak huni,” pungkasnya.
Lanjut Umar Said, sebenarnya pernah diberikan bantuan atap rumah namun dibongkar.
“Mamika menyuruh untuk dibongkar karena mengaku sakit hati diejek tetangganya,” kuncinya.
Catatan: ada koreksi judul yang sebelumnya ‘Hidup Miskin di Rumah Reot, Warga Miskin Sinjai Tengah Ini Justru Tolak Bedah Rumah’ menjadi ‘Hidup Miskin di Rumah Reot, Warga Miskin Sinjai Selatan Ini Justru Tolak Bedah Rumah’