GOWA, Suara Jelata—Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM) yang sesuai dengan julukannya ‘Kampus Peradaban’ menjadikannya sebagai kampus yang menjunjung tinggi keilmuan serta nilai-nilai keislaman dan juga tidak tawar menawar dalam memberlakukan kebijakan.
Salah satu contohnya yang akhir-akhir ini kerap dialami oleh mahasiswa yang parkir sembarangan, mereka harus rela menerima konsekuensi dari pihak lembaga berupa ban motor dikempeskan.
Hal tersebut dianggap sebagai aturan oleh pihak lembaga, tak lain untuk memberikan efek jera bagi pengendara yang keras kepala memarkir motornya sembarangan.
Di mana setiap harinya para security yang bertugas akan menyisir kampus untuk menertibkannya.
Faisal, salah satu mahasiswa UINAM yang masih berstatus mahasiswa baru (Maba) mengaku, pernah menjadi korban ban motornya dikempeskan.
“Yah, saya kan maba jadi belum tau aturan pasti mengenai kampus ini, tapi akibat peristiwa itu saya tidak ingin lagi parkir sembarangan,” kata Faisal, pada Jum’at, (15/11)
Selain itu, mahasiswa UINAM beranggapan, bahwa hukuman itu tidak terlalu memberi efek jera.
“Kalau hanya sebatas dikempeskan bannya saja itu tidak memberikan efek jera, sebaiknya berlakukan saja denda agar lebih memberi efek jera,” ucap mahasiswa yang enggan disebutkan namanya itu.
Dengan adanya kebijakan seperti ini, pihak birokrasi berkeinginan agar sadar untuk tidak memarkir liar kendaraannya.
Kampus peradaban ini terletak di Samata, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulsel.