NasionalNews

Lokasi ‘Kematian’ Masa Lampau, Dibalik Keindahan Tanjung Pallette Bone

×

Lokasi ‘Kematian’ Masa Lampau, Dibalik Keindahan Tanjung Pallette Bone

Sebarkan artikel ini

BONE, Suara Jelata—Wisata Waterpark Tanjung Pallette merupakan Spot wisata yang terbilang favorit, dengan jarak 12 kilometer dari kota Watampone serta akses yang cukup mudah, tepatnya berada di Kecamatan Tanete Riattang Timur, Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.

Tanjung Pallette Waterpark yang diresmikan pada (27/11/2017) silam ini menawarkan beberapa wahana, seperti kolam renang, waterboom dan spot foto yang sangat menarik.

Scroll untuk lanjut membaca
Scroll untuk lanjut membaca

Cukup membayar Rp. 2.000/motor dan Rp. 5.000/mobil, serta Rp. 20.000/orang, pengunjung sudah bisa menikmati hari yang menyenangkan.

Sementara, bagi pengunjung yang ingin menginap pun disediakan berupa miniroom seharga Rp. 200/hari dengan fasilitas yang ada.

Dengan luas sekira 70 x 30 meter persegi, didalam spot wisata ini terdapat beberapa Gazebo untuk sekadar duduk menikmati pemandangan, merasakan hembusan angin laut dan beristirahat.

Tidak hanya itu, ada pula Dermaga yang tidak kalah menarik karena mengaraj langsung ke Teluk Bone.

Dimana pengunjung hanya cukup menaiki beberapa anak tangga, akan menikmati takjubnya pemandangan laut lepas, aktivitas Nelayan dan juga petani rumput laut.

Dengan adanya Waterpark ini, warga setempat juga turut memanfaatkan keberadaannya sebagai tempat untuk memperoleh pundi-pundi rupiah.

Seperti Andi Aso, warga setempat, mengaku bahwa sedikitnya bisa memperoleh Rp. 300.000/hari ketika menyewakan Ban dan peralatan renang lainnya kepada pengunjung.

Uniknya, dibalik keindahan Tanjung Pallette, dikenal sebuah cerita rakyat yang dramatis dan turun temurun.

Bahwa sebelumnya Tanjung ini adalah tempat Mallabu Tau, yang jika diartikan berarti tempat menenggelamkan orang.

Konon, pada masa kerajaan Bone, Tanjung Palette ini menjadi lokasi untuk menenggelamkan orang-orang yang melakukan pelanggaran yang cukup berat seperti perselingkuhan.

Dimana mereka yang telah berkeluarga namun berselingkuh akan diikat bersama lalu dibuang tempat tersebut.

Namun hal tersebut telah menjadi cerita tersendiri dan tidak akan menghentikan langkah pengunjung untuk datang ketempat tersebut.

Bahkan berdasarkan pantauan Media Suara Jelata, tidak hanya wisatawan lokal saja yang datang, tetapi juga orang-orang dari luar daerah.

Nihan