DAERAHNews

Ketum HMI Komisariat Ushuluddin Filsafat dan Politik Cagora Angkat Bicara Terkait Beredarnya Pamflet RAK

×

Ketum HMI Komisariat Ushuluddin Filsafat dan Politik Cagora Angkat Bicara Terkait Beredarnya Pamflet RAK

Sebarkan artikel ini
Pamflet RAK yang tersebar di media sosial

GOWA, Suara Jekata— Beradar pamflet yang berisikan terkait agenda RAK (Rapat Anggota Komisariat) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Ushuluddin Filsafat dan Politik Cabang Gowa Raya (Cagora) di berbagai group WhatsApp. Kamis, (21/01/2021).

Dalam pamplet tersebut, tertera pelaksanaannya pada hari Jumat, 22 Januari 2021 sontak membuat kaget presidium dan pengurus komisariat, dikarenakan tidak perna ada pembahasan terkait RAK yang pernah diagendakan oleh presidium komisariat.

Scroll untuk lanjut membaca
Scroll untuk lanjut membaca

Hal ini diungkapkan langsung oleh Ketua Umum HMI Komisariat Ushuluddin Filsafat dan Politik, Deni, yang mengatakan pamflet yang beredar itu hoax dan dinilai sebagai tindakan provokasi untuk merusak HMI, khususnya Komisariat Ushukuddi.

“Berita mengenai kegiatan tersebut disebar oleh oknum yang tidak bertanggung jawab atau bukan pengurus HMI Komisariat Ushuluddin, sudah semestinya kita ketahui bersama sebagai kader HMI, bahwa untuk mengadakan RAK itu harus melalui rapat presidium dan rapat harian pengurus” ungkapnya.

Dirinya menyebut, pamflet-pamflet yang seperti itu juga ada di beberapa komisariat dan mengatas namakan komisariatnya masing-masing di cabang Gowa raya.

“Artinya tindakan-tindakan seperti itu sengaja dilakukan untuk merusak beberapa Komisariat di cabang Gowa raya, ini mesti ditanggapi secara serius, karena tindakan merusak seperti ini sepertinya terkonsolidasi dan massif” tegas Ketua Komisariat Ushuluddin Filsafat dan Politik itu.

Tak hanya Ketua Komisariat, Kepala Bidang Penelitian, Pengembangan, dan Pembinaan Anggota (P3A), Ahmad Fandi juga membenarkan hal tersebut, bahwa Pamflet yang beredar di sosial media itu hoax.

Dia menilai, jika ada oknum yang mencoba untuk merusak Komisariat Ushuluddin dan mencoba untuk memecah belah kader-kader Komisariat Ushuluddin dengan adanya panflet tersebut, ada upaya untuk mendualismekan Komisariat Ushuluddin, padahal mereka sebagai pengurus yang sah secara konstitusi.

“Padahal kita pahami bersama pondasi yang membuat HMI sampai saat ini eksis itu ada pada komisariat yang menjalankan roda kaderisasi” kuncinya.