DAERAHNews

Menko PMK Sebut Bantaeng Bisa Jadi Percontohan Nasional Penanganan Stunting

×

Menko PMK Sebut Bantaeng Bisa Jadi Percontohan Nasional Penanganan Stunting

Sebarkan artikel ini
Menko PMK, Muhadjir Effendy (Memakai batik)

BANTAENG, Suara Jelata— Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Masyarakat dan Kebudayaan (Menko PMK) RI, Muhadjir Effendy meresmikan Gedung Pelayanan Gizi Terpadu di Desa Lumpangan, Kabupaten Bantaeng. Selasa, (02/03/2021).

Dalam kesempatan itu, dia mengakui dan memberikan apresiasi atas inovasi penanganan stunting di Bantaeng.

Scroll untuk lanjut membaca
Scroll untuk lanjut membaca

“Saya mengapresiasi apa yang pak Bupati prakarsai yang telah membangun pusat layanan gizi terpadu. Ini saya kira yang pertama di Indonesia” jelas dia.

Dia mengatakan, keberadaan Gedung Pelayanan Gizi Terpadu ini adalah sebuah inovasi yang sangat baik. Penanganan stunting bisa dilakukan secara integral dan komprehensif secara bersama-sama di gedung berlantai dua itu.

Dia juga mengajak daerah lainnya untuk ikut mereplikasi inovasi dari Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan ini.

Lanjutnya, Bantaeng juga memiliki angka stunting yang relatif kecil, berada di kisaran 21 persen. Angka ini terkecil di Indonesia dan mengalahkan angka stunting nasional yang saat ini berada di angka 24 persen.

“Kita harapkan angka stunting di Bantaeng terus turun hingga menyentuh standar WHO sebesar 14 persen” jelas dia.

Menurutnya, stunting harus ditangani secara bersama-sama, dimana hal ini juga berkaitan dengan pengembangan SDM daerah, karena stunting bukan hanya pada persoalan tinggi tubuh anak, melainkan juga perkembangan kognitif dan kemampuan berfikir anak.

“Ada anak yang pernah saya dapati, tubuhnya baik, tinggi, tetapi daya ingatnya rendah. Diajar kemudian dalam satu jam sudah lupa pelajarannya” terangnya.

Kemudian, Kepala BKKBN RI, Hasto Wardoyo berharap gedung ini bisa menjadi refleksi untuk penanganan gizi di Indonesia, terutama untuk gizi ibu hamil.

Pakar bayi tabung asal Yogyakarta ini menyebut gizi untuk ibu hamil sangat menentukan masa depan anak-anaknya selama tiga generasi. Oleh karena itu, dia menyebut, hal ini sebagai bentuk upaya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) di Bantaeng.

Dirinya berharap, kepada Gedung Penanggulangan Gizi ini untuk ikut melakukan sosialisasi 75 hari persiapan nikah, marena ini terkait dengan gizi untuk perbaikan kualitas sperma.

Pelaksana Tugas Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman juga memberikan apresiasi terhadap upaya peningkatan SDM di Bantaeng. Melalui Gedung Penanggulangan Gizi Terpadu ini, dia menyebut, ini adalah investasi manusia melalui peningkatan SDM.

“Bahwa investasi manusia itu jauh lebih berlipat pentingnya dibanding dengan investasi infrastruktur” katanya.

Dia menambahkan, kasus stunting di Sulsel juga cukup tinggi. Hampir setiap pekan dia selalu mendapati kasus gizi buruk, gizi kurang dan stunting di Sulsel.

“Kita berharap, gedung ini bisa ikut meredam angka kekurangan gizi di Sulsel” jelas Plt. Gubernur Sulsel ini.

Dia juga mengakui, Sulsel akan terus berupaya untuk membangun sinergitas dengan pemerintah pusat untuk meningkatkan kebutuhan gizi.

Bupati Bantaeng, DR Ilham Azikin mengatakan, keberadaan gedung ini adalah bagian dari upaya semangat membangun daerah melalui program peningkatan SDM. Dia mengatakan, UPTD Layanan Gizi Terpadu ini akan memberikan intervensi penanganan gizi secara integral dengan melibatkan semua pihak di Bantaeng.

Dia juga melaporkan selain gedung itu, Pemkab Bantaeng juga telah berupaya meningkatkan taraf kesehatan masyarakat melalui program kampung KB. Saat ini, Bantaeng sedang mengembangkan 12 kampung KB yang tersebar di seluruh kecamatan.

Selain meresmikan gedung pusat layanan gizi, Menko PMK dan kepala BKKBN RI juga melakukan kunjungan di Kecamatan Sinoa. Mereka melihat inovasi Bendera Saskia yang dibuat untuk mengurangi angka kematian ibu dan anak.

Selain itu, rombongan juga memantau Public Safety Center (PSC) 119 yang memberikan pelayanan kegawatdaruratan. (*)

Baharuddin