MADURA, Suara Jelata—- Dalam rangka mengasah potensi santri/santriwati di bidang Nahwu untuk meningkatkan Ilmu yang mempelajari tentang kedudukan kata dalam kalimat dan harakat akhirnya, baik berupa (i’rab) atau Nasob serta kaidah-kaidah yang dengannya diketahui kedudukan-kedudukan kata bahasa arab dalam keadaan tersusun.
Nubdzatul bayan sendiri dirangkai oleh pengasuh pondok pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata, dimana Ponpes Mambaul Ulum Bata-Bata adalah termasuk 5 pondok terbesar di Madura. LPI Mambaul Ihsan Parenduan, Sumenep adalah Cabang dari Nubdzatul Bayan yang juga berperan dan menjadi pelopor untuk perkembangan Metode Nabdzatul Bayan dengan cara godok santri santriwatinya dengan menggelar lomba cerdas cermat Nubdzatul Bayan, dari tanggal 27 hingga 3 pada bulan Maret 2021.
Sebanyak 55 yang terdiri dari santri/ santriwati sangat antusias mengikuti lomba cerdas cermat tersebut yang diadakan oleh tenaga pendidik yang mengabdi di LPI Mambaul Ihsan Parenden tersebut.
Fathol, sapaan akrabnya sebagai salah satu tenaga pendidik mengungkapkan tujuan diadakan lomba cerdas cermat tersebut bertujuan untuk mengasah kemampuan dari santri/santriwatinya agar paham Nuddzatul Bayan.
“Tujuan diadakan lomba cerdas cermat tersebut tidak lain untuk meningkatkan kemampuan otak karena dengan adanya cerdas cermat ini ingin diketahui sejauh mana santri/santriwati nya memahami, karena apabila paham kitab Nubdzatul Bayan maka dengan mudah memahami kitab-kitab kuning, “Jelasnya ketika dihubungi oleh Media. Jum’at, (05/03/2021).
Ahmad Hariri, salah satu tenaga pendidik mengungkapkan kepada Media bahwa Lomba Cerdas Cermat Nubdzatul Bayan ini adalah sebagai metode dan praktek agar lebih mudah dalam membaca kitab gundul. Ia pun menambahkan bahwa kegiatan rutin Nubdzatul Bayan ini adalah sebagai pembelajaran utama yang biasa dilaksanakan habis Ashar hingga habis shalat isak.
“Kegiatan Nubdzatul Bayan ini adalah pembelajaran utama dan biasa dilakukan dari habis ashar hingga habis isyak, kurang lebih jam 10 malam,” ucapnya. Jum’at, (05/03/2021).
Nurhayatina, salah satu santriwati yang meraih juara satu mengatakan bahwa proses yang dilalui dalam lomba cerdas cermat tersebut memanfaatkan waktu sebaik mungkin dengan harapan agar dapat memahami Nubdzatul Bayan dan dapat mempraktikkannya.
“Bagi saya seorang perempuan harus mampu menguasai kitab kuning dengan belajar Nubdzatul Bayan ini. Karena sumber ilmu kehidupan perempuan berasal dari kitab kuning seperti hukum haid, cara mentaati suami, dan lain lain,” Kuncinya.
Hanafi