News

PKM-PM UNIM Bone Lakukan Penyuluhan ATS di Desa Pationgi

×

PKM-PM UNIM Bone Lakukan Penyuluhan ATS di Desa Pationgi

Sebarkan artikel ini

BONE, Suara Jelata– Setelah beberapa Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Universitas Muhammadiyah Bone lolos untuk bersaing di kancah nasional bersama Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) se-Indonesia yang didanai oleh Dirjen Belmawa Kemendikbud, akhirnya dapat menstimulus mahasiswa untuk aktif dan inovatif dalam membuat sebuah aplikasi perpustakaan skill online.

Program yang direncanakan ini bertujuan untuk membantu generasi dalam membangun skill di masa mendatang dan telah terselenggara di kantor Desa Pationgi yang dihadiri Sekretaris Desa Pationgi beserta perwakilan Kelompok Karang Taruna, dengan materi penyuluhan terkait jumlah Anak Tidak Sekolah (ATS) di Desa Pationgi, Kecamatan Patimpeng, Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan.

Scroll untuk lanjut membaca
Scroll untuk lanjut membaca

Hasbi, selaku ketua tim menjelaskan bahwa dari penerapan program diperoleh ATS di Desa Pationgi bervariasi, yang berdasar pada BPS 2019 anak usia 10-18 tahun di Desa Pationgi berjumlah 161 anak laki-laki dan 263 anak perempuan dengan jumlah keseluruhan anak yaitu 424.

“Angka putus sekolah di Desa Pationgi dari tahun ketahun mengalami peningkatan dengan jumlah yaitu 50 jiwa jenjang SMP, SMA atau SMK, di sebabkan oleh jumlah sarana pendidikan yang sangat sulit karena hanya terdapat satu SD dan satu SMP di Desa Pationgi,” ungkapnya.

Namun, tidak terdapat SMA di Desa Pationgi, dimana khusus pada Kecamatan Patimpeng hanya terdapat tiga SMA yang jarak tempuhnya dari Desa Pationgi cukup jauh menjadi pemicu beberapa anak tidak melanjutkan sekolah.

“Karena kurangnya kendaraan yang memadai. Rata-rata anak yang telah menempuh pendidikan formal di Sekolah Dasar (SD) tidak mampu melanjutkan studinya ke tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) akibat faktor ekonomi,” lanjutnya.

Selain itu, akses jalan di Desa Pationgi menuju SMA juga menjadi pemicu susahnya untuk melanjutkan sekolah, sehingga anak putus sekolah (ATS) di Desa Pationgi melakukan aktivitas kesehariannya dengan bergabung pada kelompok Karang Taruna.

“Adapun kegiatan Kelompok Karang Taruna masih sangat belum produktif karena kurangnya informasi dan penyaluran atau transfer pengetahuan dari luar, sehingga kelompok ini tidak aktif pada masa-masa tertentu. Sementara itu, Pemeritah Daerah Kabupaten Bone memiliki program Gerakan Masyarakat Lisu Massikola Gemar Limas 5000 anak sebagai bentuk penanggulangan masalah Pendidikan pada anak putus sekolah,” bebernya.

Selain itu, Kelompok KT ditunjuang oleh Program PKM-PM dalam mewujudkan Gemar Limas yang dirancang oleh pemerintah melalui perpustakaan skill online sebagai media pembangunan potensi keterampilan untuk Remaja.

“Kamipun akan selalu kompak untuk dapat tembus PIMNAS dan meraih Medali emas serta mendiseminasikan aplikasi Perpustakaan Skill Online kami di semua Kelompok Karang Taruna di Indonesia khususnya di Kabupaten Bone,” tambah Marlina.