MAGELANG, Suara Jelata— Rajin menabung sangat bermanfaat untuk hal-hal mendesak dan sangat dibutuhkan. Karakter rajin menabung sejak kecil ternyata dimiliki oleh kakak beradik Ahmad Fardan Azzmi (9) dan Sofia Ghoyatun Nafisa (7). Keduanya putra putri pasangan keluarga Mushokhib (40) dan Rismiyati (36), yang tinggal di Dusun Ngadiwongso, Desa Ngadirejo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Keduanya selalu menyisihkan uang jajan sekolah, dan kini merasakan manfaatnya. Pasalnya mereka terdesak kebutuhan memiliki handphone (HP) untuk kelancaran mengikuti pelajaran sekolah secara daring. Keluarganya hanya memiliki satu buah HP sehingga harus bergantian dalam mengerjakan tugas Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Menurut Rusmiyati, anaknya Ahmad Ardan kini duduk di kelas 3 dan Sofia kelas 1 di SD Negeri Salaman 4 Magelang. Setiap hari mengerjakan tugas daring dengan bergantian HP miliknya, sehingga sangat butuh HP baru.
“Maka saya bilang ke Fardan bagaimana bila celengannya dibuka untuk beli HP. Anak saya setuju dan celengan dia selama dua tahun itu kami buka,” terang perempuan karyawan pabrik garmen itu, Rabu (11/08/2021).
Setelah celengan dari bahan plastik itu dibuka dan dihitung, uang tabungannya berjumlah sekitar Rp 1.300.000, yang terdiri uang recehan atau mata uang logam pecahan Rp 500 dan Rp 1.000 yang seluruhnya berjumlah Rp 1.195.000. Sedang lainnya lembaran uang kertas pecahan Rp 1.000, Rp 2.000, Rp 5.000, Rp 50.000 dan juga Rp 100.000.
“Karena ternyata masih kurang untuk membeli HP baru, maka Sofia pun rela celengannya ikut dibuka dan uangnya untuk menambah kekurangannya, akhirnya terkumpul uang sekitar Rp 2 juta lebih,” imbuh Rismiyati.
Dengan uang Rp 2 juta tersebut Rismiyati bersama suaminya menuju sebuah konter HP di Salaman pada Minggu (08/08/2021). Mereka sebelumnya bertanya kepada petugas konter HP, apakah boleh membeli HP dengan menggunakan uang recehan. Setelah diperbolehkan, Mushokhib pun mengambil uang logam pecahan Rp 500 dan Rp 1.000 serta beberapa lembar uang kertas yang masih disimpan di sepeda motornya.
Bersama petugas konter pasangan suami-istri itu menghitung uang recehan dari dalam kantong plastik. Setelah sesuai yang diinginkan mereka menjatuhkan pilihannya pada ponsel seharga Rp 1,7 juta.
Petugas konter sempat menanyakan alasan si ibu ini membeli HP baru. Rusmiyati menjawab bahwa HP tersebut sangat mendesak dibutuhkan anak-anaknya untuk untuk mengerjakan tugas sekolah daring.