AdvetorialNewsPEMDA SINJAI

Kemandirian Petani di Sinjai, Pemda Akan Latih Penangkaran Benih

×

Kemandirian Petani di Sinjai, Pemda Akan Latih Penangkaran Benih

Sebarkan artikel ini

Ketua TP PKK Sinjai, Andi Nurhilda Seto bersama Kadis TPHP saat panen padi beberapa waktu lalu, (dok. Arsip).

SINJAI, Suara Jelata—Dalam rangka mendukung visi misi Bupati Sinjai Andi Seto Asapa (ASA), Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan (TPHP) mengatakan ingin konsen untuk tahun 2022, agar dapat menciptakan kemandirian bagi petani untuk menghasilkan benih. Sabtu, (5/2/2022).

Scroll untuk lanjut membaca
Scroll untuk lanjut membaca

Ia mengatakan, ke depan akan melakukan pelatihan penangkaran benih padi untuk petani-petani di Sinjai.

Agar nantinya, petani bisa menghasilkan benih sesuai kebutuhan, sehingga bisa memperbaiki kualitas tanaman padi dalam bentuk gabah.

“Tahun depan 2022 kita melakukan pelatihan berupa penangkaran benih untuk kelompok-kelompok tani di Sinjai, sekaligus memberikan batuan benih pokok kepada kelompok-kelompok tani,” kata Kamaruddin Samma beberapa waktu lalu.

Ia menambahkan, setelah bantuan benih pokok ini ditanam, nantinya bisa menghasilkan benih unggul sebagai benih sumber.

Selanjutnya benih sumber atau benih sebar ini, nantinya akan dibeli oleh kelompok tani yang lain, sebagai benih sumber. Dengan begitu, kualitas gabah yang dihasilkan juga lebih bagus lagi.

“Ke depan, terdapat kelompok tani yang menjadi fokus kita untuk dibina sebagai penangkar penghasil sumber benih. Di mana kelompok tani tersebut menanam benih, untuk memenuhi kebutuhan benih kelompok tani yang lain,” katanya.

Dengan begitu, jika program ini dilakukan terdapat kemandirian bagi petani di dalam menghasilkan sumber benih.

“Saat ini, kita selalu berharap bantuan dari pusat. Padahal, bantuan benih dari pusat setiap tahunnya tidak mencapai 10 persen dari kebutuhan luas lahan Kabupaten Sinjai dalam satu tahun,” ungkapnya.

Saat ini bantuan pusat hanya mencover 1.500 hektar, sementara setiap tahunnya kita menanam 24 ribu hektar lebih.

“Sehingga, hanya beberapa persen yang bisa dicover oleh bantuan pusat. Kondisi tersebut, tentunya mengakibatkan banyak petani yang menanam padi berasal dari benih turunan,” kuncinya.