MAGELANG JATENG, Suara Jelata – Ratusan warga Desa Dampit, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang hadir dalam tradisi Nyadran di bulan Syawal 1443 Hijriyah, di Makam Wetan, setempat, Sabtu (14/05/2022). Warga yang datang di makam itu tidak hanya warga Dampit, namun dari luar desa yang leluhurnya dimakamkan di Makam Wetan Dampit.
Dalam kesempatan Nyadran kali ini dihadiri oleh jajaran Forkopimcam Windusari dan Kepala Desa Dampit beserta perangkat desa. Tampak puluhan warga dari luar Desa Dampit beserta keluarganya turut hadir berziarah.
Dalam sambutannya, Kepala Desa Dampit Kabul Muh Rosyid mengatakan, Nyadran menjadi salah satu kekayaan adat dan tradisi masyarakat Dampit. Tradisi mendoakan leluhur di makam secara berjamaah ini menurut Kades Dampit perlu dilestarikan.
“Karena dalam Nyadran ini, kita bisa bertemu sanak saudara, berziarah, berjamaah berdoa untuk leluhur, dan menambah wawasan lewat tausiyah dari alim ulama. Serta berinfaq untuk pemeliharaan makam,” katanya.
Lebih lanjut Kades Kabul mengatakan kekayaan tradisi nenek moyang yang dilestarikan di Desa Dampit termasuk Nyadran ini menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Magelang. Sehingga Desa Dampit ditunjuk sebagai Kampung Pancasila.
“Semoga Pencanangan Kampung Pancasila Desa Dampit sukses. Mari kita lestarikan tradisi, adat istiadat dan budaya Desa Dampit. Kerukunan dalam kemajemukan yang kita rawat semoga lestari sampai generasi penerus kita semua,” harap Kades Dampit Kabul Muh Rosyid. (Iwan)