BANJARNEGARA JATENG, Suara Jelata – Polres Banjarnegara telah mengungkap tindak pidana pembunuhan berencana yang dilakukan oleh TH Alias Mbah Slamet (45) yang berkedok sebagai dukun pengganda uang. TH adalah warga Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, sedangkan korban berinisial PO (53) warga Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Kejadian diketahui pada hari Minggu (02/04/2023) sekira pukul 06.47 WIB di jalan setapak menuju hutan Desa Balun Kecamatan Wanayasa Kabupaten Banjarnegara.
Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto, S.I.K., M.H. mengatakan, kronologi kejadian bermula pada tanggal 27 Maret 2023 Polres Banjarnegara menerima laporan pengaduan orang hilang dari anak korban bernama GE. Bahwa ayahnya tidak bisa dihubungi dan keluarga tidak mengetahui keberadaan korban sejak hari Kamis 24 Maret 2023.
“Pada bulan Juli GE diajak ayahnya untuk bertemu dengan temannya yang berada di Banjarnegara, di mana pada saat itu ia bersama dengan ayahnya berangkat dari terminal Jalur Sukabumi dengan menaiki Bus Rapan Jaya jurusan Sukabumi Wonosobo. Di mana sesampainya di daerah Wonosobo kemudian turun di pinggir jalan lalu bertemu dengan seorang yang selanjutnya diketahui bernama Mbah Slamet. Lalu diajak ke rumahnya di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara,” katanya saat Konferensi Pers di Mapolres Banjarnegara, Senin (03/04/2023).
Kapolres Hendri mengungkapkan, sesampainya di rumah Tersangka lalu menuju ke salah satu ruangan dan anaknya disuruh menunggu. Lantas diketahui pertemuan mereka untuk ikut penggandaan uang.
Pada 20 Maret 2023 korban PO datang sedirian dari Sukabumi menuju ke rumah Mbah Slamet di Banjarnegara dengan menggunakan Mobil Wuling warna hitam. Setelah sampai, pada tanggal 23 Maret 2023 korban terus menghubungi anaknya yang lain bernama SL melalui pesan WhatsApp (WA) yang isinya berupa share lokasi dan mengirimkan posisinya.
“Pada saat itu korban chat kepada anaknya melalui WA yang isinya ‘ini di rumahnya Pak Slamet buat jaga-jaga kalo umur Ayah pendek. Misal tidak ada kabar sampai hari Minggu langsung aja ke lokasi bersama aparat’,” ucap AKBP Hendri saat membacakan chat dari Korban kepada anaknya, di hadapan awak media.
Ada pun Tersangka ditangkap beberapa jam sebelum penemuan mayat yakni tepatnya Minggu (02/04/2023) sekira pukul 04.00 WIB, petugas Polres Banjarnegara melakukan penangkapan terhadap Tersangka. Terkait perkara dugaan tindak pidana penipuan dan atau penggelapan berdasarkan laporan masyarakat di Polsek Karangkobar tanggal 31 Maret 2023 atau dalam perkara lain.
Kapolres Banjarnegara mengungkapkan, setelah melakukan penangkapan terhadap Tersangka kemudian dilakukan pemeriksaan. Hasilnya, Tersangka mengakui bahwa sebelumnya pernah melakukan pembunuhan dengan cara diracun terhadap salah seorang pasien penggandaan uang.
“Mengetahui pengakuan atau keterangan dari Tersangka, selanjutnya Tim Sat Reskrim Polres Banjarnegara berangkat menuju TKP dan melakukan penggalian, setelah dilakukan penggalian, ternyata benar ditemukan sesosok mayat laki-laki yang selanjutnya Tim Sat Reskrim Polres Banjarnegara melakukan evakuasi terhadap jenazah korban ke RSUD Banjarnegara untuk dilakukan autopsi,” bebernya.
Modus tersangka, sambung AKBP Hendri, sekitar satu tahun yang lalu BS (32) warga Kecamatan Comal Kabupaten Pekalongan yang merupakan tangan kanan dari Tersangka membuat postingan di Facebook yang berisikan tentang keahlian tersangka sebagai orang pintar mampu menggandakan uang.
“Selanjutnya korban tertarik dan oleh tangan kanan Tersangka dipertemukan, korban berniat menggandakan uang dan beberapa kali korban ke tempat Tersangka. Setelah mengeluarkan banyak biaya sebagai mahar untuk menggandakan uang yakni sekitar 70 juta, sehingga korban merasa kecewa serta mengancam akan dilaporkan pada aparat penegak hukum. Kemudian oleh Tersangka korban diberikan minuman yang dicampur racun dan ditemukan meninggal terkubur,” katanya.
Kapolres Hendri mengatakan, atas perbuatannya, Tersangka dijerat dengan pasal 340 KUHP.
“Ancaman pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau paling lama dua puluh tahun,” tuturnya.
AKBP Hendri mengimbau kepada masyarakat agar berhati-hati. Jangan mudah percaya dengan iming-iming atau janji bisa menggandakan uang atau panen uang dengan cara instan.
“Padahal itu hanya kedok penipuan yang sering terjadi,” pungkasnya. (Agus)