Suara Jelata—Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) merupakan program Kampus Merdeka yang diadakan oleh Kemendikbudristek yang bertujuan untuk mempercepat serta mengakselerasikan pengalaman belajar dengan dunia kerja.
Tujuan diadakannya program ini adalah untuk memastikan bahwa mahasiswa memiliki keterampilan dan kompetensi yang terbaik, terkini, serta relevan untuk menghadapi tantangan zaman.
Dalam program ini, mahasiswa akan mendapat pengalaman diluar kampus selama 1 semester dengan benefit konversi SKS mata kuliah sebesar 20 SKS. Dalam program MSIB ini terdapat 2 penggolongan yaitu Magang Bersertifikat dan Studi Independen Bersertifikat.
Terdapat 122 mitra yang bergabung dalam program ini, salah satunya yaitu Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Salah satu program yang dilaksankan yaitu BSPS (Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya). BSPS adalah program bantuan pro rakyat yang mampu meningkatkan kualitas rumah masyarakat yang tidak layak huni menjadi lebih layak huni dengan dana stimulan dari pemerintah.
Program BSPS ini dapat meningkatkan akses rumah layak huni bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Pendampingan atau fasilitator lapangan sangat dibutuhkan untuk ikut serta menyukseskan program ini.
Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) berkerja secara tim dengan terdiri dari TFL Teknik dan TFL Pemberdayaan.
Tugas TFL meliputi Pendampingan BSPS mulai dari verifikasi penerima bantuan hingga pelaporan dan mulai dari aktivitas lapangan hingga aktivitas administrasi-nya.
Dan mahasiswa magang memiliki tugas untuk membantu tugas TFL dalam proses BSPS mulai tahap awal hingga akhir.
Kegiatan magang dilaksanakan di lokasi yang mendukung Penanganan Kemiskinan Ekstrem (PKE). Salah satu lokasi yang mendapatkan program BSPS ini adalah Desa Pule, Kecamatan Pule, Kabupaten Trenggalek.
Ibu Shiella Ammanda menyampaikan bahwa, “Terdapat 29 masyarakat di Desa Pule yang mendapatkan bantuan BSPS ini, dan keseluruhannya termasuk kedalam PKE”.
Bantuan yang diterima masyarakat sebesar Rp 20.000.000 yang dipecah Rp 17.500.000 untuk bahan bangunan dan Rp 2.500.000 untuk upah tukang. Progres yang telah terlaksana di Desa ini adalah sudah mencapai 30%-100%.
“Kendala yang dialami masyarakat mengapa mereka tidak dapat serempak progres pembangunannya adalah karena terkendala cuaca, hingga mengakibatkan proses dropping material terhambat dan pembangunan juga terhenti”, Ungkap Elsa Alfionita Firdaus selaku mahasiswa magang yang ditempatkan di Desa Pule dalam wawancara-nya dengan penerima bantuan.
Mengesampingkan kendala-kendala yang dialami, Bapak Sarno mengungkapkan bahwa “program BSPS ini sangat bagus terlebih untuk masyarakat di Desa Pule yang memiliki kesulitan dalam ekonomi, kami selaku pamong disini mengharapkan bahwa untuk tahap berikutnya Pule memiliki kesempatan lagi untuk mendapatkan program BSPS ini”.
Program BSPS ini memberikan dampak positif yang cukup berarti bagi masyarakat khususnya masyarakat berpenghasilan rendah.
Dengan adanya BSPS, kualitas hunian masyarakat akan meningkat. Ketahanan bangunan, akses sanitasi, hingga akses air minum akan memudahkan masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.
Dengan adanya peningkatan kualitas hidup masyarakat maka masalah ekonomi baik secara mikro dan makro seperti penanganan kemiskinan akan cepat teratasi karena masalah dalam lingkup terkecil seperti keluarga telah terselesaikan.