BREBES JATENG, Suara Jelata – Penjabat (Pj) Bupati Brebes Urip Sihabudin SH MH melihat bahan pangan lokal sangat variatif dan bernilai gizi tinggi bila dibandingkan dengan pangan impor.
Kalau impor, hanya gandum yang kemudian dibuat berbagai macam panganan roti. Sedangkan Brebes memiliki bahan pangan yang variatif, dari beras dan non beras yang bisa diolah menjadi makanan lokal yang bernilai gizi tinggi.
Urip menyampaikan hal tersebut usai membuka Gelar Pangan Lokal dalam rangka Hari Pangan Sedunia di halaman kantor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Brebes, Selasa, (21 /11/ 2023).
Ketersediaan pangan lokal yang variatif dan bernilai gizi tinggi sangat mudah didapatkan di Brebes. Ini berarti, generasi Emas Kabupaten Brebes menuju Indonesia Emas 2045 akan dapat terwujud.
“Tidak usahlah kita bergantung pada bahan baku impor, makanlah makanan yang berasal dari bahan lokal seperti singkong, jagung, labu dan lain-lain. Snack-snack di berbagai pertemuan rapat juga bisa dibuat dari bahan pangan lokal yang tidak kalah dengan gandum,” ujar Urip.
Nasi oke, tapi bisa diganti dengan ketela, jagung, dan karbohidrat lainnya bila sedang ada kenaikan harga. Dengan pembiasaan mengonsumsi bahan pangan lokal, maka ketahanan pangan akan tetap terjaga dan dimulai dari aparatur dan elemen bangsa lainnya.
Berbicara soal beras, kata Urip, di Kabupaten Brebes cukup produksinya, karena dari 675 ribu ton pertahun yang dikonsumsi hanya 35 persen saja. Selebihnya, 65 persen di jual kemana mana tapi pas musim kemarau, di dapur habis berasnya.
“Maka saya dan teman-teman di lingkup pertanian, berupaya bagaimana caranya agar masyarakat tetap menyimpan beras walaupun sedikit. Artinya, hasil panen bisa dipilah untuk benih, simpanan makanan dan konsumsi,” pungkas Urip.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Brebes Ir Yulia Hendrawati MSi menjelaskan, dalam rangka mewujudkan masyarakat Kabupaten Brebes yang sejahtera dan berdikari, salah satu prioritas pembangunan Jawa Tengah adalah dengan memperkuat pencapaian ketahanan pangan yang diwujudkan dengan kedaulatan pangan, kemandirian pangan serta keamanan pangan.
Berdasarkan skor Pola Pangan Harapan (PPH) Kabupaten Brebes Tahun 2022 konsumsi masih didominasi oleh kelompok padi-padian. Dengan rata-rata Konsumsi 343 Gram/Kapita/Hari yang seharusnya 275 Gram/Kapita/Hari, namun untuk kelompok umbi-umbian rata-rata Konsumsi hanya 35 Gram/Kapita/Hari yang seharusnya 110 Gram/Kapita/Hari.
Hingga saat ini, lanjutnya, ketergantungan konsumsi kepada salah satu bahan pangan pokok berpotensi menyebabkan ketahanan pangan di masyarakat bisa terganggu.
Upaya diversifikasi pangan melalui pengembangan pangan lokal menjadi penting dilakukan dalam rangka menjaga ketahanan pangan dalam jangka panjang.
“Bukan hanya menambah ragam pangan namun juga sebagai daya ungkit ekonomi bagi petani Kabupaten Brebes,” tuturnya.
Kata Yuli, Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) Kabupaten Brebes Tahun 2023 melalui Gelar Pangan Lokal bertujuan antara Sosialisasi Surat Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 965/2688 tentang Pemanfaatan Pangan Lokal pada Konsumsi Rapat Daerah Provinsi Jawa Tengah. Dan Surat Edaran Bupati Brebes Nomor B/510/0700/11/2023 Tentang Gerakan Konsumsi Pangan Lokal, dimana Setiap Pertemuan/rapat, dan kunjungan kerja lapangan menyajikan snack dan makanan berbahan baku lokal non beras non terigu.
Juga mengurangi ketergantungan konsumsi masyarakat terhadap Beras dan Terigu dan peningkatan kualitas konsumsi pangan yang Beragam Bergizi Seimbang dan aman berbasis sumberdaya lokal. Selanjutnya, mendorong kreativitas dan inovasi potensi olahan pangan lokal yang bernilai komersial dari UMKM Katering dan Edukasi penganekaragaman konsumsi pangan lokal non beras non terigu sebagai diversifikasi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman (B2SA) untuk mewujudkan generasi yang sehat, aktif, dan produktif. Sekalgus promosi edukasi kepada siswa sekolah tentang pentingnya konsumsi pangan yang berbasis B2SA. (Olam)