Meneladani Perjuangan Pahlawan

Opini | PENDIDIKAN
Semangat meneladani pahlawan bangsa. (foto: Istimewa)

Suara Jelata Sudah merupakan rutinitas tahunan, setiap tanggal 10 November, bangsa Indonesia diingatkan kembali untuk memahami sejarah perjuangan para pahlawan yang sudah ikut memberikan kontribusi besar dalam mempertahankan kemerdekaan. Dalam semboyan yang hakiki dari nilai nasionalisme menunjukkan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang tetap menjujung tinggi nilai-nilai historis sebagai pijakan dalam kehidupannya.

Etos untuk menumbuhkan kembali kesadaran kolektif dan merefleksikan kembali nilai-nilai historis, serta semangat nilai nasionalisme menjadi hal yang sangat prinsip. Suatu fakta yang tak terbantahkan, bahwa kemerdekaan yang dapat kita nikmati sampai saat ini tidak lepas dari jasa para pejuang bangsa yang telah bertaruh nyawa demi tetak tegaknya NKRI.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dunia internasional juga terbelalak dalam peristiwa 10 November 1945, di mana semangat arek-arek Surabaya dalam mempertahakankan kemerdekaan sungguh mengguncangkan dunia. Spirit dan semangat untuk mempertahankan sejengkal tanah dari penindasan bangsa lain dilakukan dengan pertahananan semampunya yang didukung berbagai komponen. Peristiwa tersebut menandakan bahwa, kebulatan tekad untuk mempertahankan kemerdekaan sudah menjiwa di masing-masing pribadi anggota masyarakat.

Peringatan Hari Pahlawan tahun 2024 masuk peringatan ke-65. Momentum tersebut  berdasarkan penetapannya di tahun 1959 melalui Keputusan Presiden Nomor 316 yang ditandatangani oleh Presiden Soekarno. Kementerian Sosial Republik Indonesia telah meluncurkan tema “Teladani Pahlawanmu, Cintai Negerimu”.

Tema tersebut mengandung maksud setiap masyarakat Indonesia punya semangat kepahlawanan dan tergerak hatinya membangun negeri sesuai potensi dan profesi masing-masing. Ketika dahulu implementasi kepahlawanan adalah dengan semangat mendobrak, menjebol dan meruntuhkan bangunan struktur kolonialisme penjajah, maka saat ini implementasinya adalah meruntuhkan kultur dan struktur kemiskinan dan kebodohan yang menjadi akar masalah sosial di Indonesia.

Oleh karena itu semangat kepahlawanan harus menjalar pada semangat membangun, menciptakan kemakmuran masyarakat, mewujudkan perlindungan sosial sepanjang hayat, mewujudkan kesejahteraan sosial yang inklusif untuk rakyat di mana pun berada. Kemajuan sebuah bangsa bukan saja diukur dari kemampuannya mengejar pertumbuhan ekonomi, namun kemajuan sebuah bangsa juga diukur dari kemampuannya mengelola permasalahan sosial.

Selain itu, tema ini juga mengajak masyarakat Indonesia untuk menumbuhkan rasa cinta Tanah Air dengan mengimplementasikan sikap-sikap kepahlawanan dalam kehidupan sehari-hari. Secara keseluruhan, temanya mencerminkan semangat kebangsaan, mengajak bersatu, menjaga identitas nasional, serta memperkuat rasa cinta Tanah Air (Kemensos, 2024)

Bahan refleksi

Tema hari Pahlawan tahun ini, dapat menjadi perenungan atau refleksi mendalam bagi selaruh bangsa Indonesia. Di tengah maraknnya era digitilasasi yang tidak bisa dibendung, menjadikan tantangan serius yang perlu menjadi perhatian. Kita tidak bisa lepas dari dunia teknologi, namun kita juga diuji untuk memilih dan memilah dengan arif. Jangan sampai kita telan mentah-mentah informasi dari internet tanpa dikaji dahulu sumber beritanya. Berita-berita hoak, tersebut kalau tidak dikaji dengan pikiran jernih, akan dengan mudah semua orang hanyut dan larut di dalamnya.

Ancaman dan tantangan tersebut dengan berbekal semangat yang sama  seperti dicontohkan para pejuang 10 November 1945 diyakini dapat ditaklukkan. Memang tidak mudah, tapi harus optimis dan yakin pasti bisa. Nilai dari jejak perjuangan para pahlawan tersebut, niscaya akan membawa jejak kemenangan yang dapat memberikan pencerahan.

Sebagaimana diketahui, pahlawan adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya  dalam membela kebenaran serta mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan kelompok atau diri sendiri. Pada kenyataannya para pahlawan tersebut telah mengajarkan kita sebagai bangsa yang berjiwa ksatria dan pantang menyerah, walau sebesar apa pun tantangan yang dihadapi. Dengan tangan mengepal dan dada menggelora, spirit para pahlawan tersebut dapat menjadi pemantik bangsa Indonesia untuk terus melaju memerangi kemiskinan dan kebodohan.

Kepedulian untuk saling berbagi, dan mengontribusikan segala potensi yang dimiliki masing-masing pribadi dengan niat tulus, akan menjadi suatu gerakan bersama sebagaimana tekad para pahlawan dalam mempertahankan negeri ini. Apabila semua komponen memiliki tekad bersama untuk memajukan bangsa ini, mereka sudah dapat disebut pahlawan. Konotasi pahlawan saat ini memang dinamis. Tidak harus memanggul senjata di garis depan, namun karya nyata yang dihasilkan dan bermanfaat untuk masyarakat, mereka ini dapat dikategorikan sebagai pahlawan masa kini.

Makna baru

Hari Pahlawan yang selalu diperingati hendaknya jangan hanya mengedepankan unsur seremoni belaka, tanpa menghayati nilai-nilai perjuangan yang dipesankan para pahlawan. Untuk itu, sebagai bangsa Indonesia, kiranya perlu harus  memberi makna baru secara mendalam atas tonggak bersejarah kepahlawanan dengan mengisi kemerdekaan sesuai perkembangan zaman. Menghadapi situasi seperti sekarang, kita berharap muncul para pahlawan masa depan dalam segala aspek kehidupan.

Sekarang ini, dari putra-putra terbaik bangsa Indonesia banyak yang telah menorehkan prestasi, baik bidang ekonomi, sosial, pendidikan, kebudayaan, olahraga dan sebagainya. Mereka itu pantas disebut sebagai pahlawan masa kini, karena telah memberikan kontrubusi terbaik untuk negara. Mereka dalam berkarya, tentunya tak lepas dari spirit dan nilai-nilai kejuangan para pahlawan di masa revolusi kemerdekaan.

Pesan fenomenal dari Sang Proklamator, kiranya dapat menjadi refleksi bersama. “Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah” atau jasmerah. Kandungan filosofisnya sangat mendalam yang dapat memotivasi kita untuk mengisi kemerdekaan dengan membangun bangsa dan negara dengan tetap mengacu pada koridor yang termaktub dalam pilar kebangsaan, yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.

Kembali di sini ditegaskan bahwa, aktualisasi nilai kepahlawanan sekarang ini perlu dimaknasi secara lebih komprehensif, bahwa kontibusi pemikiran dan tenaga dari semua warga negara sangat dibutuhkan demi tetap tegak dan solidnya NKRI sebagai rumah bersama yang juga dapat menjadi sumber inspirasi untuk berkarya sesuai dengan proporsi dan bidangya masing-masing.

Selamat Hari Pahlawan tahun 2024.

Penulis:
Drs. Ch. Dwi Anugrah, M.Pd.
Guru Seni Budaya
SMK Wiyasa Magelang
Alumnus Magister Pendidikan UST Yogyakarta

Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari suarajelata.com.

Mari bergabung di Halaman Facebook "suarajelata.com", caranya klik link Suara Jelata, kemudian klik ikuti.