KOTA TERNATE MALUT, Suara Jelata – Menjelang momentum Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota (Pilwalkot) Ternate pada 27 November 2024, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Ternate menyampaikan imbauan moral kepada seluruh masyarakat Kota Ternate. Imbauan moral ini sebagai wujud tanggungjawab moral MUI dalam memberikan tausiyah dan petunjuk kepada masyarakat dan pemerintah.
Dalam Konferensi Pers yang digelar Senin (18/11/2024) di Kantor MUI Kota Ternate (Mesjid Raya Al-munawar Lt. 2), Ketua MUI Kota Ternate, Prof. Dr. Jubair Situmorang mengatakan, MUI Kota Ternate tidak terlibat dalam politik praktis. Sekalipun demikian menurut Jubair, MUI Kota Ternate berkewajiban menyampaikan petunjuk dan tausiyah.
Dikatakan Jubair, hal ini dilakukan agar umat Islam tidak tersesat dalam keragu-raguan, kebimbangan yang mengarah pada kemungkinan perpecahan di tengah masyarakat.
“MUI itu berfungsi sebagai pelayan. Dalam konteks ini, jika masyarakat bertanya, MUI berkewajiban menjawab. Sebaliknya jika tidak, MUI wajib memberi penjelasan,” ujar Prof. Jubair.
Prof. Jubair menjelaskan, fungsi MUI dalam konteks ini adalah menghindari terjadinya perbedaan pandangan yang berdampak menjauhkan umat Islam dari ajaran agamanya yang kemudian berpotensi terjadinya gejolak.
“Selain fungsi pertama tersebut, MUI juga berfungsi dan berperan sebagai mitra pemerintah. Dalam konteks ini, MUI senantiasa memberikan masukan, catatan, saran dan pandangan,” jelasnya
Hal senada juga disampaikan Haji Usman Muhammad, S.H, M.Pd.I yang juga mantan Ketua MUI Kota Ternate.
Anggota Dewan Pertimbangan MUI Kota Ternate ini mengatakan, MUI memiliki tugas utama memberikan pertimbangan, petunjuk dan tausiyah kepada pemerintah dan masyarakat. Menurutnya, apa yang dilaksanakan oleh MUI Kota Ternate ini adalah untuk menjaga, mengawal umat Islam sehingga tetap pada koridor Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah.
“Prinsipnya Islam itu rahmatan lil alamin. Segala hajat hidup dan kehidupan manusia itu telah diatur dalam ajaran Islam termasuk masalah pemilihan pemimpin atau kepala daerah,” tukasnya.
Relevansinya dengan proses Pemilihan Walikota yang bakal digelar pada 27 November 2024, MUI menurut Jubair tetap mengedepankan satu prinsip utama yakni mencegah potensi pertikaian, keributan, fitnah antar sesama termasuk bentuk ejekan.
Untuk menghindari perilaku-perilaku negatif tersebut, MUI Kota Ternate mengingatkan lima hal prinsip yang harus diperhatikan oleh masyarakat Kota Ternate.
Guru Besar sekaligus Dekan Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ternate ini menyebutkan lima hal tersebut adalah, sesama umat manusia sebagai makhluk ciptaan Allah harus menjaga Ukhuwah Basyariah atau hubungan antara mahluk manusia dengan penciptanya yakni Allah SWT.
“Selain Ukhuwah Basyariah, umat manusia perlu juga merawat dan menjaga Ukhuwah Insaniah atau relasi hubungan antara sesama manusia yang melewati batas-batas demarkasi etnis, suku dan agama serta budaya,” tandasnya.
“Selain itu kita juga harus menjaga Ukhuwah Wathaniyah atau persaudaraan sebagai warga bangsa. Kita disatukan dalam NKRI. Karena itu kita perlu menjaga dan merawat kebersamaan sebagai warga bangsa yang menjunjung kebhinekaan dalam persatuan dan kesatuan,” sambungnya.
Ketua MUI Kota Ternate ini juga mengatakan, selain dua dimensi tersebut terdapat juga Ukhuwah Diniyyah. Dimensi ini dikhususkan untuk terpeliharanya persaudaraan sesama umat Islam. Ia mengatakan, umat Islam tidak harus terpecah belah tetapi harus bersatu padu.
Pada konteks dimensi tersebut menurutnya, setiap umat beragama meyakini eksistensi ajaran agamanya masing-masing. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dimensi ini juga diatur dalam Pasal 29 Undang-Undang Dasar 1945.
Baik Prof. Dr. Jubair Situmorang maupun Haji Usman Muhammad, S.H, M.Pd.I mengharapkan perlunya menghindari perselisihan yang mengarah pada pertikaian dan permusuhan dalam Proses Pilwalkot.
“Silakan pilihan kita berbeda, tetapi persaudaraan harus tetap terjaga. Jangan sampai hanya karena gara-gara Pilwalkot, pilihan berbeda kemudian mencederai nilai-nilai yang ada di masyarakat, baik nilai yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah maupun nilai-nilai yang bersumber dari kearifan lokal kita,” tandas Usman Muhammad. (Ateng)