KOTA TERNATE MALUT, Suara Jelata – Bakti Sosial (Baksos) sekaligus Edukasi dan Sosialisasi penanggulangan sampah oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) bersama komunitas dan masyarakat Kelurahan Sasa berlangsung Ahad (22/12/2024).
Puluhan warga RT 08 RW 04, baik perempuan maupun laki-laki dengan penuh semangat membersihkan sejumlah titik tumpukan sampah. Selain itu, genangan air limbah yang bersumber dari kost-kostan Jasa Laut pun tak luput dibersihkan.

Diwawancarai awak suarajelata.com (22/12/2024), Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Ternate, M. Syafei Baay, S.T., M.T. mengatakan, kegiatan Baksos, Edukasi dan Sosialisasi penanganan sampah hari ini belum efektif. Pasalnya, koordinasinya agak tersendat. Ini karena beberapa pihak termasuk Pemerintah Kelurahan yang tadinya telah bermufakat malah tidak ikut serta dalam kegiatan ini.
“Mungkin mereka ada agenda lain, maklum hari libur. Kita tidak bisa memaksakan. Sangat disayangkan memang, sebaiknya ada pemberitahuan sebelumnya sehingga kita bisa merubah rencana kerja,” ujarnya.
Dikatakan Syafei, kegiatan Baksos, Edukasi dan Sosialisasi penanganan sampah ini sebagai rencana lanjutan dari edukasi sebelumnya. Ini terkait beberapa titik yang menjadi tempat pembuangan sampah oleh masyarakat. Namun tempat tersebut bukan tempat pembuangan sampah yang sesungguhnya.
“Tempat tersebut kita istilahkan Tempat Pembuangan Sembarang (TPS). Tempat atau titik tersebut adalah tempat atau titik yang tidak direncanakan sebagai tempat pembuangan sampah yang sesungguhnya,” tukas Syafei.
Dikatakan, Tempat Pembuangan Sembarang bakal berdampak terhadap menurunnya nilai estetika dan merusak kualitas lingkungan. Syafei mengatakan, akan menertibkan tempat tersebut.
“Kita tutup tempat tersebut dan kemudian menetapkan tempat pembuangan yang tepat dilengkapi sarana yang memadai,” ujarnya.
Syafei juga mengatakan, pihaknya ingin bertemu langsung dengan pemilik kost-kostan. Diketahui produksi sampah yang bersumber dari tempat tersebut terbilang tinggi. Tak sebatas itu, sampah kost-kostan pun dibuang bukan pada tempat yang tepat.
Di samping itu menurut Syafei, ada kost-kostan yang limbah buangannya memenuhi lahan tetangga. Sekalipun lahan tersebut belum difungsikan tetapi aktivitas masyarakat juga berlangsung di situ.
“Akibat dari ulah seperti ini, lingkungan tersebut akan berdampak kumuh karena genangan air berdampak menurunkan estetika dan kualitas lingkungan,” tandasnya.
“Sebenarnya saluran drainase di situ masih ada kurang lebih 40 meter. Sebagiannya masih tertutup tanah. Saya berpikir, ini butuh ketegasan Lurah di bawah pendampingan DLH,” ujarnya pula.
Menurut Syafei, sebaiknya pemilik kost-kostan memfasilitasi pembangunan saluran pembuangan agar nantinya terhubung dengan saluran drainase kota yang sudah ada. Langkah ini diambil agar air limbah tidak dibuang sembarangan.
Sayangnya keinginan Kepala DLH Kota Ternate ini untuk bertemu dengan pemilik kost-kostan harus buyar. Penyebabnya, kegiatan Ahad tadi, Lurah maupun Perangkat Kelurahan tak satu pun hadir.
“Kita berharap koordinasi lanjutan akan bisa terlaksana. Intinya kita harus butuh kesabaran dan konsistensi dalam melakukan perubahan perilaku masyarakat terkait sampah,” tutup Syafei. (Ateng)