BREBES JATENG, Suara Jelata – Kondisi infrastruktur sejumlah Sekolah Dasar Negeri (SDN) di wilayah Brebes Selatan, mencakup Kecamatan Bantarkawung dan Bumiayu semakin memprihatinkan.
Adapun berbagai kerusakan parah, mulai dari atap ambruk hingga bangunan rapuh, menjadi tantangan besar bagi kelancaran kegiatan belajar-mengajar.
SDN Dukuhturi 03 : Tiang Bambu Penyangga Ruang Kelas.
Seperti yang dialami SD Negeri Dukuhturi 03 di Kecamatan Bumiayu. Yakni, ruang kelas 5 harus ditopang tiang bambu dengan atap bergelombang. Sehingga dikhawatirkan membahayakan keselamatan siswa.
“Kami sangat membutuhkan perhatian serius,” ujar Kepala Sekolah Herwati, Senin (23/12/2024).
SDN Dukuhturi 1: Ruang Kelas Ambruk.
Sementara, SDN Dukuhturi 1, Kecamatan Bumiayu, mengalami ambruknya satu ruang kelas. Umi Kulsum, kepala sekolah, menyampaikan bahwa kondisi tersebut memaksa pengelolaan ruang belajar menjadi lebih sulit dan rawan pencurian karena tidak di pagar keliling serta tidak memiliki Musholla.
SDN Kelaierang 1 : Hampir Semua Bangunan Rusak.
Kemudian, SDN Kelaierang 1 di Kecamatan Bumiayu yang dipimpin Abdul Ghafi. Beberapa ruang kelas mengalami kerusakan serius.
Tentunya, hal tersebut menghambat kegiatan belajar-mengajar secara signifikan.
SDN 2 Banjarsari : Satu Ambruk, Satu Terancam.
Selanjutnya, SDN 2 Banjarsari di Kecamatan Bantarkawung melaporkan kerusakan parah pada ruang kelas 1 yang sudah ambruk dan dua ruang kelas 2 yang terancam karena pondasi bangunan terjadi keretakan karena tanah kabil.
Kepala Sekolah Sandhi Prihatnolo, S.Pd., menjelaskan bahwa mereka harus membagi satu ruangan untuk dua kelas meski dindingnya retak-retak.
SDN Tambakserang 04: Ruang Kelas Diganti Lahan Ubi.
Di SDN Tambakserang 04, ruang kelas 3 tidak memiliki atap dan dinding. Bangunan ini kini digunakan untuk menanam ubi.
Kepala sekolah, Wahid menyatakan bahwa kondisi ini sangat menyulitkan siswa untuk belajar.
SDN 2 Mayana: Tiga Ruang Kosong Sejak 2020.
Kepala SDN 2 Mayana, Wasta, S.Pd., menjelaskan bahwa tiga ruang kelas dikosongkan sejak 2020 karena kerusakan atap. Aktivitas belajar dilakukan di ruang darurat dengan kondisi serba terbatas.
Sekolah Lain dengan Kondisi Serupa
Kasus serupa juga terjadi di sejumlah sekolah lain, termasuk:
SDN Cikuning 1 dan 2: Kebocoran atap berbahaya saat hujan.ketika hujan pagi hari terpaksa murid di bubarkan karena khawatir terjadi atap ruang sekolah ambruk
SDN Bantarkawung 4: bangunan sudah rapuh sekitar 30 tahunan perlu di Renovasi mendesak diperlukan meski wali murid sudah pernah bantu bangun satu lokal ruang kelas
.
SDN Sindangwangi 3: Bangunan tahun 1973, kelas 1-3 hampir roboh.perlu renovasi
SDN 07 Pangebatan: Kekurangan ruang kelas, pembangunan belum terealisasi.
SDN Karangpari 02: Ruang kelas 6 tidak bisa digunakan. Bangunan tahun 1974. Kondisi bangunan sudah rapuh termakan usia.
SDN Cinanas 2: Bangunan tahun 1969, ruang kelas 4 rapuh, dan kurang ruang kelas.
Menanggapi hal tersebut Koorwilsatpendik Bantarkawung, Rukat mengatakan, kerusakan ini mengundang keprihatinan berbagai pihak.
Menurutnya, pemerintah dan dinas terkait diharapkan segera mengambil langkah konkret untuk memperbaiki infrastruktur pendidikan demi keselamatan siswa dan kelancaran kegiatan belajar-mengajar.
“Pendidikan yang layak adalah hak dasar anak-anak dan kunci membangun masa depan bangsa,” kata Rukat. (Olam).