DEMAK JATENG, Suara Jelata – Konsep dasar tentang pembelajaran itu bagaimana materi pembelajaran menjadi menarik, mudah dan menyenangkan. Maka di dalam pembelajaran perlu diciptakan konsep pembelajaran dengan alat peraga.
Hal tersebut disampaikan Eka Purjiyanta, Guru SMP Negeri 2 Demak saat menjadi narasumber podcast dalam rangka HUT Ke-51 Korpri, bertemakan ‘Inovasi Karya Ilmiah Diksosbud’, Rabu (23/11/22) bertempat di Ruang Command Center. Kegiatan yang dipandu oleh staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan SDM Hadi Waluyo yang juga menghadirkan narasumber dari Pengawas SD Negeri Sayung, Slamet.
“Saya menciptakan inovasi konsep pembelajaran dengan alat peraga, jadi pembelajaran 2-3 jam tidak terasa. Cukup menggunakan bahan bekas yang tidak terpakai yang dimodifikasi sebagai media pembelajaran, seperti membuat katrol tetap,” kata Eka.
Menurut Eka, sebenarnya inovasi sangat subur berkembang dengan cepat di mana saat guru itu bertempat di suatu daerah terpencil.
Sementara itu, Pengawas SD Negeri Sayung, Slamet mengungkapkan, untuk memotivasi guru berinovasi itu perlu dukungan dari atas dalam hal ini Kepala Sekolah.
“Jadi Kepala Sekolah harus tahu, guru itu butuh berinovasi. Yang penting fasilitasi dari pihak atas untuk mengkanalisi inovasi ini agar bermanfaat luas tidak sebagai karya saja. Harapan saya sekolah itu inovasi ditampung dan dipilih mana yang bermakna bisa dipakai,” kata Slamet.
Slamet mengatakan, dalam rangka membentuk guru berprestasi, bukan berarti guru tersebut harus menang lomba, namun memiliki semangat mengajar, semangat mendidik dan melayani anak-anak dengan sepenuh hati. Seperti di SD Negeri Sayung ini, yang memiliki program kesepakatan mutu.
Di mana saat awal tahun pelajaran pihak sekolah membuat kesepakatan antara wali murid, guru, Kepala Sekolah dan Komite Sekolah. Ini bertujuan untuk membuat kesepakatan progress ke depan dari anak didik tersebut.
Jadi guru punya kontrol, orang tua punya kontrol. Dengan demikian guru bukan hanya dikontrol Kepala Sekolah tapi secara tidak langsung juga dikontrol orang tua.
“Maka Insya Allah mutu anak kita bisa tercapai, karena yang bertanggung jawab semua pihak. Ini merupakan implementasi masyarakat bertanggung jawab terhadap mutu pendidikan. Mereka punya bentuk yang nyata partisipasi dalam pendidikan,” terang Slamet. (Als)