Opini

Menilik Sejarah dan Tema Hari Santri Nasional 2025

×

Menilik Sejarah dan Tema Hari Santri Nasional 2025

Sebarkan artikel ini
Hari Santri Nasional 2025. (foto: Iman/Red)

Suara Jelata Satu dekade terakhir, Hari Santri Nasional diperingati setiap tanggal 22 Oktober, peringatan itu berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015. Hari ini ditetapkan untuk mengenang kontribusi besar para santri dalam memperjuangkan serta mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Awalnya, Hari Santri diinisiasi oleh kalangan pesantren sebagai bentuk penghargaan atas jasa para santri terhadap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Melalui Hari Santri, masyarakat diajak untuk mengingat, meneladani, dan melanjutkan perjuangan ulama serta santri dalam menjaga keutuhan bangsa.

Scroll untuk lanjut membaca
Scroll untuk lanjut membaca

Gagasan Hari Santri lahir dari ratusan santri di Pondok Pesantren Babussalam, Desa Banjarejo, Malang, pada tahun 2014. Saat itu, Joko Widodo yang masih menjadi calon presiden berkomitmen untuk mewujudkan usulan tersebut, bahkan menandatangani komitmen untuk menetapkannya pada 1 Muharram.

Namun kemudian, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengusulkan tanggal 22 Oktober sebagai pilihan yang lebih tepat karena memiliki nilai sejarah yang kuat. Pada tanggal tersebut di tahun 1945, K.H. Hasyim Asy’ari -seorang ulama besar sekaligus pahlawan nasional- mengeluarkan fatwa resolusi jihad sebagai bentuk seruan kepada umat Islam untuk mempertahankan kemerdekaan dari serangan pasukan Sekutu.

Meskipun sempat menuai kontroversi, akhirnya pada 15 Oktober 2015, Presiden Joko Widodo resmi menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional melalui Keppres Nomor 22 Tahun 2015.

Pada tahun 2025 ini, Hari Santri mengusung tema “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia”. Kita coba menilik maksud dari tema yang diangkat pada peringatan Hari Santri Nasional 2025.

“Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia”, tema ini menegaskan bahwa santri tidak hanya berkedudukan sebagai pelaku sejarah dalam mempertahankan kemerdekaan, melainkan juga sebagai pengawal nilai-nilai bangsa dalam menghadapi dinamika zaman.

Dalam makna kekinian, “mengawal” diartikan sebagai upaya aktif menjaga kemerdekaan, baik secara moral, budaya, maupun intelektual, agar tidak terkikis oleh tantangan ideologi, disrupsi teknologi, dan globalisasi. Sementara frasa “menuju peradaban dunia” mencerminkan visi santri untuk turut ambil bagian dalam membangun peradaban universal melalui penguasaan ilmu, akhlak mulia, toleransi, dan kontribusi sosial di tingkat global.

Setiap tahunnya, Hari Santri dirayakan di berbagai wilayah dengan kegiatan seperti zikir, shalawat, doa bersama, dan bentuk-bentuk penghormatan lainnya. Dirgahayu Santri Indonesia, saatnya tampil di panggung dunia.

Keluarga Besar SMP Negeri 1 Puncu Kabupaten Kediri mengucapkan “Selamat Hari Santri Nasional 2025. Dirgahayu Santri Indonesia, saatnya tampil di panggung dunia. (*)

Penulis:
Umi Nadliroh, S.Pd
Kepala SMP Negeri 1 Puncu
Kabupaten Kediri, Jawa Timur