
SINJAI, Suara Jelata—Dia mengaku bahwa memang sedikit emosi karena Mahasiswa yang melakukan demo sudah diberi arahan oleh ketua panitia, namun tetap melaksanakan demo keesokan harinya saat ujian berlangsung.
“Saya sedikit emosi karena kecewa dengan Mahasiswaku yang kuanggap anak sekaligus adik tapi bersikap demikian,” Katanya.
Terkait soal pemukulan, dirinya mengatakan bahwa merasa tidak pernah memukul Mahasiswa.
“Lihat vidio, saya hanya memegang bajunya, karena dia membusungkan dada di depanku, itulah sebabnya saya spontan mengatakan “Mehao“, terus saya minta mereka masuk ruangan,” Ucapnya.
Anis menjelaskan bahwa saat di dalam ruangan, ditemani ketua prodi Hukum Pidana Islam, Amran dan Ketua Panitia Muhammad Ikbal, dan membicarakan masalah masing-masing Mahasiswa (Heri Setiawan, Nuralamsyah, Abdullah, dan Zulfadli).
“Dalam dialog ini terungkap, bahwa ketua panitia telah menjamin kepada mereka berempat untuk ujian susulan, setelah membuat surat pernyataan yang dikeluarkan oleh kasubag keuangan,” Jelasnya.
Oleh karena itu, kata Anis, sebagai dekan, dirinya meminta mereka untuk datang kembali pada pukul 13.00 wita hari itu juga, untuk mendampingi Mahasiswa tersebut bertemu dengan Wakil Rektor II.
“Namun hingga malam saya dan Warek II menunggu mereka datang ke kampus tetapi tidak datang jua, malah yang muncul dan beredar adalah vidio bahwa saya mengamuk dan memukul, nauzubillah min zaliik,” Kuncinya.
Zaenal SJ