SINJAI, Suara Jelata—Sejumlah petugas Tempat Pemungutan Suara (TPS) 11 Boja, Desa Puncak, Kecamatan Sinjai Selatan, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan harus menginap di TPS selama tiga hari di kampung terpencil di Sinjai.
Para petugas mulai menginap di kampung Boja 16 April dan baru kembali 18 April kemarin sore.
Mereka bertugas di daerah terisolasi di pegunungan Sinjai ini.
Selama di Boja para petugas TPS asal Desa Puncak bersama seorang petugas kepolisian dari Polsek Sinjai Selatan bernama Brigpol Supriadi memaksa diri harus beradaptasi dengan masyarakat di kampung tersebut.
Para petugas harus berjuang keras melewati sawah, menyebrangi sungai hingga melintasi hutan selama dua jam.
Harus rela tidur bersama kotak suara di SDN 45 Jarak Jauh Lempangan Boja yang berlantai tanah. Dan berdinding atap seng.
Saat larut malam tiba 17 April lalu, para petugas memaksa diri untuk melakukan perhitungan suara.
Namun petugas tidak ada yang bertahan hingga menembus pagi. Sebab suhu bumi cukup dingin dan kampung mulai berselimut kabut sejak pukul 18.00 Wita.
Petugas terpaksa mendatangkan mesin genset sebab menggunakan lampu pelita tidak memungkinkan petugas melakukan perhitungan suara.
Untuk menempuh kampung Boja, petugas harus berjalan kaki selama dua jam.
Penuh perjuangan, tapi inilah tugas negara dan amanah rakyat Boja ada pada kotak suara itu.
” Kami harus berjuang penuh untuk sampai dan menyukseskan Pemilu di kampung ini dan alhamdulillah sukses meski kami harus kedinginan dan badan terasa remuk karena memikul kotak suara pergi dan kembali,” kata Andi Muallim.
Petugas Panitia Pemungutan Suara Syurtinawar mengungkapkan bahwa para petugas KPPS di kampung Boja memiliki semangat luar biasa. Mereka hanya digaji Rp 550 ribu untuk ketua KPPS dan Rp 500 ribu untuk anggota.
” Gaji mereka terlalu sedikit dibanding tugasnya dan perjuangan mereka ke Boja tidak mudah karena harus miliki kemampuan fisik,” katanya.
Ia pernah bermohon ke PPK di Kecamatan Sinjai Selatan tetapi tetap saja sama dengan gaji petugas yang ada di kota.
Dia berharap kedepan jika ada pemilihan harus ditingkatkan nominal jasa petugas di kampung Boja.
Kampung Boja adalah kampung terisolir tanpa akses jalan memadai dan fasilitas negara kecuali sekolah non permanen dan tanpa jaringan listrik.
Di kampung itu memiliki 100 Daftar Pemilih Tetap. Dan di kampung ini 99 persen warganya petani dan seorang guru di sekolah setempat.
Laporan:Dzhar