NasionalNews

Uul, Anak Yatim Asal Sinjai Paskibraka di Istana Negara, Ingin Jadi Polwan

×

Uul, Anak Yatim Asal Sinjai Paskibraka di Istana Negara, Ingin Jadi Polwan

Sebarkan artikel ini

SINJAI, Suara Jelata—Peringatan hari kemerdekaan Indonesia di istana negara tahun 2019 ini bukan tanpa alasan bagi Ulfiatussaah bergabung di pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka).

Uul, panggilan akrab Ulfiatussaah putri terbaik asal Kabupaten Sinjai itu memang berhak mewakili Provinsi Sul-Sel sebagai anggota paskibraka di Istana Merdeka, Jakarta berdasarkan hasil seleksi.

Scroll untuk lanjut membaca
Scroll untuk lanjut membaca

Sebelumnya siswi yang saat ini duduk di bangku kelas X IPA SMAN 7 sinjai tengah telah melalui proses seleksi yang cukup ketat hingga akhirnya dinyatakan lolos ke tingkat Nasional.

Sebelum berangkat ke Jakarta pada 25 Juli 2019, gadis kelahiran 12 Januari 2003 itu menceritakan perjuangannya untuk bisa mewakili Sinjai dan khususnya Provinsi Sulawesi Selatan.

“Kaget campur haru kalau saya ternyata terpilih jadi paskibraka ke tingkat Nasional. Ini tentunya berkat dukungan dari orang tua secara moril dan khususnya dari Pemkab Sinjai,” katanya, Minggu (18/8).

Menjadi paskibraka ternyata impian anak kedua dari pasangan Murniati Yunus dan Badawi itu terobsesi sejak mengenyam bangku SMP.

“Sejak SMP memang dia selalu cerita jika dikemudian hari kelak dia bisa menjadi anggota paskibraka. Sebagai ‘single parent’ kreatifitas dan kemauan anak jika itu sifatnya positif justru kita harus dukung,” tutur Murniati ibunda Uul, di balik telepon.

Uul lanjut Murniati, Sebagai orang tua dirinya tidak pernah menyangka yang terpilih di nasional itu anaknya.

Murni mendukung anaknya untuk ikut Paskibraka, mulai dari seleksi tingkat sekolah, kecamatan, kabupaten, provinsi, hingga nasional.

“Saya selalu mengingatkan ke Uul, jika ingin menjadi anggota Paskibraka, maka harus berlatih dengan tekun dan bersungguh-sungguh” katanya.

Murni bercerita bahwa fisik yang memadai yang dimiliki Uul ternyata memendam sebuah cita-cita.

Uul kata dia pernah mempunyai cita-cita untuk menjadi polisi wanita.

“Dulu dia pernah menyinggung kalau niatnya untuk menjadi polwan. Tapi saya bilang bersungguh-sungguhlah belajar kalau nasib tidak akan ke mana,” pinta Murniati.

Menurutnya, Uul merupakan sosok anak pendiam. Tugas sebagai anak gadis tentunya membantu orang tua di ladang atau serabutan pun dia lakoni.

Meskipun tak adanya sosok ayah yang mendampingi, Uul tetap bersemangat bersekolah.

Murniati sebagai tulang punggung keluarga perjuangannya untuk menyekolahkan anaknya membuahkan hasil yang manis.

Terlebih lagi Uul merupakan siswa yang rajin dan tekun belajar. Dia itu anak yatim dari sejak kelas V SD.
Dia anak yang rajin dan tekun belajar.

“Saya selalu berdoa yang terbaik buat dia dan anak-anak saya yang lain. Bahkan setelah di tetapkan berada di tim 8 membuat dia semakin terharu,”bebernya.

Bahkan di sela-sela istirahat sontak dia memeluk saya ibunya dan berkata coba kalau bapak masih hidup, kuncinya.