OPINI, Suara Jelata — Sulitnya mendapatkan pekerjaan di Indonesia memaksa para tenaga kerja Indonesia menjadi pengangguran.
Entah mereka yang lulusan S1, D3, maupun SMA. Bukannya mereka tidak mau bekerja, tapi mereka belum mempunyai kesempatan untuk bekerja. Hal ini yang membuat banyaknya pengganguran di Indonesia.
Survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS), 5 November 2019, menyatakan tingkat pengangguran di Jawa Barat naik dari 7,73 persen per Februari 2019 menjadi 7,99 persen per Oktober 2019.
Ketua Fraksi Partai Demokrat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat, Asep Wahyuwijaya, menilai Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, dinilai lamban dalam menangani kasus pengangguran.
Kenaikan jumlah pengangguran, disebabkan paling banyak oleh maraknya penutupan dan pindahnya pabrik ke provinsi lain. Dari data terakhir, tercatat ada 140 pabrik pindah dari Jawa Barat (radarbandung).
Dari fakta itulah kemungkinan besar pemerintah kemudian berupaya mengatasi pengangguran melalui investasi. Adanya investasi yang besar dari investor atau pengusaha di Kabupaten Bandung bisa membuka lowongan kerja hingga menekan pengangguran.