PAMEKASAN, Suara Jelata— Kabar kurang baik diduga datang dari para petani lokal tembakau yang ada di wilayah Pamekasan, Madura, Jawa Timur. Pasalnya, para petani banyak yang mengeluh dan merasa rugi, sebab tembakau yang diharapkan bisa dijual dengan harga mahal, namun dihargai murah oleh pabrikan.
Salah satu dari sekian petani lokal tembakau itu dialami oleh Muhammad Munir. Warga Bujur Tengah tersebut, menilai harga pembelian di pabrikan cendrung dihargai berkisar 17 – 36 ribu per kilo.
“Masyarakat petani tembakau di Madura khususnya di Pamekasan mengalami kerugian karena hasil panen mareka banyak yang tidak laku walaupun dikirim ke gudang, namun harga yang didapat sangat murah berkisar dari 17,25,36 per kilo” kata Munir, Selasa, (31/08/2021).
Menurut Munir, dengan harga berkisaran itu, masih dilakukan pemotongan timbangan sampai 3 kg di Gudang.
Padahal, lanjut Munir, di Perda sudah diatur bahwa pengambilan atau pemotongan timbangan tersebut maksimal 2 kg.
“Sedangkan menurut Perda yang mengatur tentang tataniaga tembakau, potongan timbangan harus 2 kg tidak boleh lebih, ini sangat jelas bahwa gudang tersebut melanggar peraturan daerah (perda)” jelasnya.
Munir yang juga menjabat Ketua Paguyuban Letani Tembakau Madura pun meminta terhadap Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam untuk menepati janjinya.
“Dewan Perwakilan Rakyat juga harus bertanggung jawab dengan adanya harga tembakau yang murah tersebut” pintanya.
Oleh karena itu, menurut pandangan Munir, jika Bupati Pamekasan gagal dalam meralisasikan untuk memberikan kesejahteraan bagi para petani lokal tembakau sebaiknya harus dievaluasi.
“DPRD dan Ketua DPR sudah tidak berfungsi lagi, maka dari itu lebih baik tutup saja semua gudang di Pamekasan terutama gudang besar seperti kuasa pembelian gudang djarum dan kuasa pembelian gudang garam dan gudang lainnya karena tidak sesuai dengan harga rokoknya yang dijual di pasaran yang sekarang meroket mahal, biarkan tembakau petani disimpan di rumah masing-masing” ungkap kekesalan Munir.
Terkait hal tersebut, Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam belum bisa dikonfirmasi.