DAERAHNews

OPINI: Kenapa Sastra Anak Penting

×

OPINI: Kenapa Sastra Anak Penting

Sebarkan artikel ini
Ach. Jazuli

OPINI, Suara Jelata— Pemerolehan pengetahuan dan pengalaman bagi anak bukan hanya didapatkan dari bangku sekolah, namun juga bisa didapatkan dari lingkungan keluarga, masyarakat sekitar, dan bisa juga melalui buku bacaan yang dikonsumsinya.

Ada sebuah kata-kata bijak yang menegaskan bahwa buku merupakan jendela dunia dan ilmu pengetahuan. Maksudnya adalah bahwa segala sesuatu yang ada di dunia secara garis besar dapat diketahui dengan aktivitas membaca.

Scroll untuk lanjut membaca
Scroll untuk lanjut membaca

Banyak sekali manfaat yang bisa diambil dari buku-buku yang dibaca. Budaya membaca harus ditumbuh-kembangkan sejak dini dan hal itu sangat efektif jika dimulai dari bacaan sastra.

Sastra anak merupakan bahan bacaan yang sengaja diberikan sebagai konsumsi bagi anak-anak. Kehadiran sastra dalam dunia anak dimaksudkan agar anak-anak sebagai pembaca dapat memperoleh hiburan yang menyenangkan dan bermanfaat bagi kehidupan mereka.

Sebagai sebuah bacaan, sastra anak hendaknya memposisikan sudut pandang anak sebagai pemerhati utama. Dengan beranalogikan dasar bahwa sastra anak merupakan sastra yang menggambarkan perasaaan, pengamatan, serta pengalaman anak-anak, yang dapat dilihat dan dipahami melalui sudut pandang anak.

Hal itu merupakan bagian ‘modal dasar’ bagi anak untuk memahami bacaan guna memperoleh pemahaman tentang dunia kehidupan yang dijalaninya, baik hari ini maupun yang akan datang.

Kehadiran sastra bagi anak terdapat dampak psikologis, utamanya bagi kejiwaan mereka. Oleh karena itu, kita dapat mengambil pengalaman batin melalui apa yang disampaikan atau diberikan kepada mereka.

Pengalaman yang diperoleh anak sejak kecil akan mempengaruhi terhadap pola hidup dan perkembangan anak. Masa hidup anak merupakan masa yang keingin-tahuannya sangat besar dan itu menjadi tanda bahwa anak mengalami suatu pertumbuhan.

Anak-anak cenderung memiliki rasa ingin tahu semua hal, baik yang berkaitan dengan dirinya sendiri, keluarganya, serta lingkungan sosialnya. Mereka dengan terbuka akan menerima segala informasi, baik yang logis maupun yang tidak. Hal ini yang menyebabkan seorang anak sering bertanya baik kepada orang tuanya maupun gurunya di lingkungan sekolah.

Rasa keingin-tahuan yang tinggi dan besar harus direspon dengan baik dan positif sehingga mampu memberikan informasi yang aktif untuk menanamkan nilai-nilai yang positif bagi perkembangan kehidupan anak. Sastra anak dapat menjadi media terbaik dalam menjawab persoalan ini.

Menurut karakteristiknya, mula-mula sebagian besar karya sarta anak didasarkan pada dongeng, mitos, legenda yang berkembang di masyarakat, meski ada pula yang diambil dari unsur-unsur keagamaan. Hal ini biasanya digunakan untuk menanamkan nilai-nilai khusus terhadap anak atau hanya sebatas menjadi hiburan belaka, namun pesan yang tersirat diharapkan sampai kepada anak.

Dalam hal kegunaan pembelajaran, Aminuddin menyatakan bahwa sastra merupakan wahana untuk memberikan tanggapan personal tentang isu-isu dalam kehidupan. Diantara kategori sastra anak diantaranya yaitu, sastra tradisional, puisi, karya fiksi dan nonfiksi, komik, dan drama.

Dalam bahasa Indonesia, kata sastra berasal dari bahasa Sansekerta, yakni berasal dari akar kata ‘sas’ yang dalam kata kerja turunannya diartikan ‘mengarahkan’, ‘mengajar’, dan ‘memberi petunjuk atau instruksi’. Akhiran ‘tra’ menunjukkan ‘alat’ dan ‘sarana’.

Berdasarkan dari asal kata tersebut, bahwa satra adalah alat untuk sebuah pembelajaran atau buku pedoman.

Sastra anak secara konseptual merupakan sastra yang dibaca anak-anak dengan bimbingan dan pengarahan orang tua (dewasa) sedang penulisannya dapat dilakukan oleh orang dewasa (tua).

Sastra anak dan dewasa sebenarnya masih berada pada ruang lingkup yang sama yaitu meliputi kehidupan dengan segala perasaan, pikiran, dan pengalaman. Yang membedakan hanyalah dalam memberikan fokus terhadap gambaran makna yang disiratkan dalam karya tersebut.

Selain itu, format yang ditampilkan juga menjadi ciri khas dalam sastra anak seperti konsep bentuk buku, beranika ragam warna, penuh gambar, serta ilustrasi-ilustrasi yang menambah daya tarik dan variasi pada sastra anak.

Sastra (dalam sastra anak) adalah kreasi imajinatif yang lahir dengan menggunakan paparan bahasa tertentu yang di dalamnya menggambarkan dunia imajinasi, rekaan, menghadirkan pemahaman dan pengalaman tertentu, serta mengandung nilai-nilai estetik.

Tidak penting menyoal sastra anak ditulis oleh orang dewasa untuk anak-anak atau sebaliknya ditulis oleh anak-anak untuk kalangan mereka sendiri. Siapapun yang menulis sastra anak tidak perlu diperdebatkan, asalkan dalam penekanannya masih tetap menanamkan nilai-nilai baik dan moral yang mendukung terhadap perkembangan anak.

Sastra anak lebih menggambarkan perasaan dan pengalaman anak-anak melalui sudut pandangnya. Namun dalam kenyataannya, nilai yang tersirat dalam karya sastra anak seringkali dimaknai melalui sudut pandang orang dewasa.

Terminologi sastra anak digunakan untuk merujuk pada bacaan anak secara umum ataupun secara khusus ditujukan bagi bacaan anak yang bernilai sastra. Walaupun sastra anak atau bacaan anak ditulis untuk anak, ia dapat dimanfaatkan untuk segala umur, karena ia menyentuh persoalan yang sama, yaitu masalah kehidupan manusia.

Sastra anak adalah sastra terbaik yang dibaca anak dengan karakteristik yang beragam, tema, dan format. Oleh karena itu, sastra anak dapat disimpulkan sebagai karya yang imajinatif dalam bentuk bahasa tertentu yang berisi pengalaman, perasaan dan pikiran anak yang ditunjukkan bagi anak-anak, ditulis oleh pengarang anak-anak maupun orang dewasa.

Penulis: Ach. Jazuli, Mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Islam Malang 2021

 

Tulisan tersebut di atas merupakan tanggung jawab penulis