DAERAHNewsSosial

Nenek Miskin di Pinggir Kota Sinjai, Bantuan Pemerintah Justru Dihentikan

×

Nenek Miskin di Pinggir Kota Sinjai, Bantuan Pemerintah Justru Dihentikan

Sebarkan artikel ini

SINJAI, Suara Jelata—Kemiskinan adalah salah satu kondisi yang masih saja menjadi masalah yang dihadapi bangsa ini.

Seperti halnya di Kabupaten Sinjai, salah satu warga yang justru tinggal dipesisir kota hidup dalam kondisi memperihatinkan.

Scroll untuk lanjut membaca
Scroll untuk lanjut membaca

Namanya Coge (70), nenek yang saat ini tinggal bersama cucunya di Rumah reot tak layak huni di Dusun Manggottong, Desa Saukang, Kecamtan Sinjai Timur, Kabupaten Sinjai.

Rumahnya sekitar 1 Km jaraknya dari Jalan Poros Sinjai-Bulukumba, rumah yang sumpek dan bocor jika hujan datang.

Saat didatangi awak Suara Jelata, dia akan berangkat untuk mencari rejeki. Pekerjaannya menjual kerang Sungai (‘Biri’ dalam bahasa Bugis) di Kota Sinjai. Jumat, (1/2/2019).

Menurut Coge, pagi harinya biasanya dirinya bekerja untuk mengambil kerang di Sungai, sementara sore harinya dia menjualnya.

Tempat mangkalnya biasanya di dekat Kantor Kesbangpol Sinjai atau didekat Hotel Sinjai Jalan Persatuan Raya, harga kerang yang dia jual pun murah mulai Rp. 10.000 hingga Rp. 20.000 tergantung besarnya.

Mirisnya, ditengah kondisinya yang saat ini hidup memperihatinkan di usianya yang semakin tak mampu bekerja. Ia justru tidak mendapat lagi bantuan rastra (sembako) dari Pemerintah.

Katanya sebelumnya pernah dapat bantuan berupa beras sembako, saat ini dirinya juga mengandalkan uluran tangan dari dermawan.

” Dulu pernah dapat beras sembako dari pemerintah, namun sudah lama tidak pernah lagi dapat bantuan, entah kenapa hidup terasa berat begini, ” Katanya sedih.

Cucunya, Rifal adalah yatim piatu dipelihara oleh Coge seorang diri. Semenjak kedua orang tuanya meninggal, tidak sekolah karna tidak punya biaya, dan saat ini kadang bekerja sebagai kuli bangunan.

“Saya tinggal bersama cucu saya Rifal semenjak ibunya meninggal, dia tidak sekolah karna saya tidak punya biaya, dia hanya bekerja sebagai kuli bangunan sesekali ketika ada yang memanggilnya, ” Terangnya.

Terpisah, Kepala Desa Saukang Sinjai Timur Abdul Rasak membenarkan jika kondisi Coge yang hidup serba kekurangan.

Namun dirinya juga mempertanyakan kenapa bisa bantuan dari pemerintah dihentikan.

Dia mengatakan sudah berusaha untuk menfasilitasi bedah Rumah dari Pemda Sinjai, namun tanah yang ditempati Coge bukan miliknya.

” Pernah saya bawa ke Dinas Sosial namun masalahnya dia hanya numpang saja di Tanah orang, untuk bantuan raskin sudah saya usulkan kembali ke Pemda. Karna ini bukan hanya orang miskinnya Saukang tapi miskinnya dunia, sebidang tanah tak punya,” Pungkasnya.

Mg Azis/Burhan SJ