DAERAHNews

Basmin Mattayang Harap Industri Pengolahan Kakao Dibangun di Luwu

×

Basmin Mattayang Harap Industri Pengolahan Kakao Dibangun di Luwu

Sebarkan artikel ini
Menteri Pertanian (Mentan) RI, Amran Sulaiman berkunjung ke Kabupaten Luwu, Senin 11 Maret 2019. Amran tiba dengan menggunakan helikopter berwarna Kuning.

Luwu, Suara Jelata—Amran tiba di Lapangan Bola Andi Laluasa, Kelurahan Cilallang, Kecamatan Kamanre, Kabupaten Luwu, pukul 09.00 wita.

Kakak dari Wakil Gubernur Sulsel ini dijemput Bupati Luwu, Basmin Mattayang dan Kepala Dinas Pertanian Luwu, Andi Pangerang.

Scroll untuk lanjut membaca
Scroll untuk lanjut membaca

Dengan menggunakan kendaraan bernomor polisi RI 38, Amran langsung menuju Desa Kamanre melakukan penanaman bibit kakao.

Namun sebelum menanam bibit kakao, Amran sempat berdialog dan mengecek kondisi lahan percontohan penanaman Kakao tersebut.

“Saya tidak ingin kegiatan seperti ini hanya sebatas kegiatan seremoni belaka. Saat ini saya tanam, tetapi besok tidak ada tindak lanjutnya,” kata Amran yang mengaku akan mengecek penanaman bibit kakao di Luwu secara berkala.

Dalam penyampaiannya di depan para Petani se Luwu Raya, Amran membeberkan Kementan tidak hanya fokus meningkatkan produktivitas, akan tetapi fokus juga pada menumbuhkan nilai tambah melalui sektor pengolahan.

Menurutnya, dengan melakukan hilirisasi produk kakao, akan meningkatkan nilai tambah hingga 1.000 persen.

“Buktinya, kalau ke Singapura bangga membawa oleh-oleh cokelat Silverqueen. Padahal semuanya dari Indonesia bahan bakunya. Singapura tidak punya bahan bakunya, cokelat satu batang pun tidak punya. Prosesingnya di sana harganya sekitar Rp 19.000- Rp 20.000, jadi naik 2.000 persen,” jelasnya.

“Added value-nya ada di negara lain, harusnya prosesinya ada di bawah kakao ini. karena ini industri kecil, anggarannya sekitar Rp 500 juta sampai Rp 1 miliyar,” tandas Amran.

Bupati Luwu, Basmin Mattayang menyampaikan apresiasi terhadap kebijakan dan program Kementan dalam mengembalikan kejayaan rempah, khususnya kakao. Pasalnya, produktivitas kakao petani hingga saat ini semakin menurun karena umur tanaman yang sudah tua.

“Sepanjang tahun 2018, produksi kakao 24.260 ton, dengan luas lahan 35.311 ha. Jika kebijakan ini jalan, kami yakin dipastikan dapat meningkatkan pendapatan petani,” ujarnya.

“Kami pun mengapresiasi upaya penanganan pasca panen. Khususnya industri pengolahan. Mudah-mudahan dapat dibangun di Luwu agar pendapatan dan kesejahteraan petani semakin naik,” Kuncinya.

EKI SJ