Opini

Ketika Toleransi Dimaknai Sepihak

×

Ketika Toleransi Dimaknai Sepihak

Sebarkan artikel ini
Penulis

OPINI, Suara Jelata— Sedih rasanya ketika Islam selalu dilecehkan dan pada akhirnya pelaku-pelaku pelecehan hanya minta maaf dengan dalih tidak sengaja dan alasan-alasan lain yang tidak masuk akal.

Islam sangat menghargai toleransi, tapi tidak untuk orang yang dengan sengaja melecehkan Islam, kasus baru-baru ini seorang perempuan yang mengaku umat Katolik mencari suaminya di Masjid Sentul Al Munawarah. Dia memasuki masjid dan membawa anjing serta mengenakan alas kaki.

Scroll untuk lanjut membaca
Scroll untuk lanjut membaca

Fenomena semacam ini sangat disayangkan terjadi berulang kali di negeri yang katanya sarat dengan toleransi dan kebhinekaan yang selalu digaungkan oleh orang-orang yang paling merasa wah dengan toleransinya.

Tapi apa bisa dikata, ketika mereka yang katanya para pejuang toleransi sibuk bermanis wajah dengan penista agama dan sangat membenci saudara seakidah mereka.

Sebuah pertanyaan besar bagi diri saya pribadi “apakah ini yang namanya toleransi? Ketika saudara muslim diluar sana dibantai tanpa kata ampun oleh orang-orang kafir laknatullah, masihkah kita diam dan menganggap itu bukan urusan negeri kita? Begitupun dengan kasus penista agama, masihkah kita berkata itu tidak disengaja dan dia hanya perlu minta maaf?”.

Itulah pentingnya kepemimpinan Islam diterapkan dibawah naungan Khilafah Rasyidah, Khilafah adalah perisai bagi umat islam.

Sejarah telah mencatat ketika Islam diterapkan, maka angka penista agama sangat minim dan bahkan sangat sulit ditemukan, ini terjadi karena Islam sangat menjaga toleransi, berbeda dengan kondisi sekarang, ketika sistem demokrasi sekuler yang diterapkan, orang-orang bebas melakukan apa saja sesuai nafsu mereka, kenapa begitu? Karena tidak ada hukum yang membuat mereka jera ketika melakukan pelanggaran.

Oleh karena itu, penting bagi kita umat Islam untuk berjuang menegakkan syariah dan khilafah agar kasus-kasus pelecehan agama dapat diberantas dan pelakunya dihukum dengan hukum Islam.

Lakum dinukum Walyadin. Wallahu alam bissawwab.

Penulis: Rasmidar Sumayyah Mallo

Isi artikel diluar tanggung jawab redaksi