News

Isu Corona Dongkrak Harga Gula Meroket di Yogyakarta, Pengamat Membenarkan

×

Isu Corona Dongkrak Harga Gula Meroket di Yogyakarta, Pengamat Membenarkan

Sebarkan artikel ini

YOGYAKARTA, Suara Jelata— Isu wabah virus corona yang masuk di Indonesia, ternyata tidak hanya menyita konsentrasi pemerintah pusat dan daerah. Covid-19 ini juga sukses mempengaruhi dan mendongkrak harga beberapa kebutuhan pokok, menjadi naik.

Ironisnya, kenaikan harga beberapa bahan pokok ini, relatif signifikan. Sehingga, masyarakat resah tidak hanya khawatir covid-19 ini menyebar luas, melainkan juga harga bahan pokok terus melaju naik.

Scroll untuk lanjut membaca
Scroll untuk lanjut membaca

Fakta-fakta ini terjadi di lapangan. Sejak wabah virus corona menyebar luas di daerah Wuhan, China, beberapa harga kebutuhan pokok, mulai mengalamii kenaikan diantaranya bawang putih.

Pedagang bersikukuh harga bawang putih naik karena negara pengimpor yakni China, tengah berduka akibat virus corona.

Saat virus ini masuk Indonesia, harga gula pasir mendadak melonjak naik.

Pantauan wartawan Suara Jelata, Rabu (18/3/2020), di Pasar Kasihan, Desa Ngentak Rejo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), harga gula pasir dieceran sudah berada di level Rp, 17.500 per-kg.

Sebelum daerah DIY dinyatakan terdapat satu pasien status positif covid-19, harga gula pasir masih berkisar Rp 14.000 dan Rp 13.500 per kg.

Seperti diketahui, sebelum wabah covid-19 merebak luas, harga pasir normal di level Rp 11.000 dan Rp 12.000 per kg.

Lain di Pasar Kasihan, lain pula harga gula pasir di Pasar Dekso, Kulon Progo. Hingga Rabu ini, harga gula pasir di daerah tersebut sebesar Rp 16.000 per kg.

Para pedagang saat diminta konfirmasi terkait kenaikan harga gula pasir ini, dengan enteng mereka menjawab tidak tahu.

“Tidak tahu penyebabnya. Mungkin karena ada corona membuat pasokan dari distributor turun,” ujar Turkiyem, pedagang gula pasir di wilayah Lendah, Kulon Progo.

Diakui Turkiyem (55), ia terpaksa memborong pilihan karung gula pasir ukuran 50 KB per karung untuk diecer karena stok dari distributor terbatas. Karena itu, stok gula pasir di rumahnya kini menumpuk.

Arvina (22), seorang ibu rumah tangga di Lendah, mengaku resah terkait kenaikan harga gula pasir uang dinilai sudah di luar batas wajar. Begitu pula dengan bahan pokok lain, yang turut naik.

“Yang harganya mulai naik, gula pasir, bawang putih, ayam potong, beras. Padahal sekarang musim panen. Ini sangat bahaya,” katanya.

Pengamat ekonomi DIY, Sjahrin, SE mengakui kenaikan beberapa komoditi tersebut, karena pemerintah fokus ke penanganan wabah virus corona. Sementara para oknum pedagang, memanfaatkan situasi tersebut.

“Dan, ini harus segera ditangani pemerintah. Jangan semuanya fokus ke corona,” tandasnya.

Laporan: Mhmd