SINJAI, Suara Jelata— Tidak terasa pembelajaran lewat dalam jaringan (daring) dengan berbagai aplikasi online telah menjalani bulan kedua sejak merebaknya pandemi global Covid-19.
Pembelajaran daring ini dipaksa oleh situasi dan kondisi sehingga kesiapan guru, siswa dan orang tua juga sangat terasa apalagi pada beberapa titik lokasi jaringan jelek dan bermasalah.
Kondisi ini juga dialami para pemangku dunia pendidikan di Desa Lamatti Riaja Kabupaten Sinjai.
Salah seorang guru di SDN 8 Hilalang Desa Lamatti Riaja, Bulupoddo Sinjai, Mursalim S.Pd menceritakan suka dan dukanya mengajar online di tengah keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran online.
“Pandemi virus Covid-12 mengharuskan sistem belajar online ini memperkenalkan media pembelajaran baru bagi guru di desa akan teknologi online internet, sebelumnya tidak terlalu ramah dan dikenal” kata alumni PGDS UNM ini.
Lanjut, sebenarnya dulu ia tidak tertarik menggunakan program android di HP karena dirinya rasa itu sangat ribet.
“Jadi dulu saya hanya mendownload WA lalu saya biarkan tidak pernah saya gunakan. Tapi semenjak diterapkan pembelajaran online saya kembali berusaha belajar menggunakan WA karena materi pembelajaran disampaikan melalui WA kepada orang tua siswa, lalu orang tua siswa dimintai dokumentasi proses belajar anaknya” tandas alumni D3 PGSDI STAIM Sinjai 2000.
Setelah lulus dari STAIM, lanjut dirinya mengaku sempat menganggur dulu lalu tahun 2004 mendaftar PNS, terangkat jadi PNS ditahun itu.
Ditempatkan jadi guru di SDN 12 Bululohe, sambil melanjutkan kuliah di Universitas Negeri Makassar Jurusan S1 PGSD. Saat kuliah sambil mengajar dan dia PP Sinjai-Makassar
“Tahun 2008 dipindahkan ke SDN 91 Bulupoddo, lalu 2010 dipindahkan lagi ke SDN 8 Hilalang sampai hari ini” kuncinya.
Citizen Report