MAKASSAR, Suara Jelata—Ratusan orang yang menamakan diri perempuan pesisir, nelayan tradisional dan aliansi selamatkan pesisir (ASP) menggelar unjuk rasa di depan proyek Makassar New Port. Rabu, (29/07/2020).
Aksi tersebut merupakan salah satu bentuk protes yang dilakukan oleh Nelayan yang terdampak oleh proyek reklamasi yang dilakukan oleh Pelindo IV.
Diketahui pembangunan pelabuhan Makassar New port yang akan mereklamasi laut seluas 1.428 Ha, dibagi kedalam paket A,B,C dan D sudah sejak lama direncanakan oleh Pemerintah dan sudah memiliki izin.
Pembangunan pelabuhan tersebut merupakan salah satu proyek strategi nasional yang dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero).
“Aktivitas reklamasi Makassar new port ini jika dilanjutkan hanya menimbulkan dampak buruk terhadap kondisi alam di wilayah tangkap nelayan diwilayah tallo,cambayya dan buloa yang merupakan wilayah pemukiman ratusan ribu warga yang mayoritas adalah nelayan,” ungkap Ahmad, selaku koordinator ASP.
Ia juga mengatakan berbagai dampak bisa ditimbulkan seperti abrasi wilayah pesisir Pantai Galesong dan Sanrobone, berkurangnya penghasilan nelayan karena kekeruhan air laut meningkat, serta terancamnya kehidupan terumbu karang.
Aksi unjuk rasa penolakan reklamasi pembangunan pelabuhan Makassar new port ini telah beberapa kali dilakukan oleh warga nelayan.
Salah satu nelayan, Andi mengatakan proyek Makassar New Port tersebut sama sekali tidak memberi keuntungan bagi nelayan yang ada di sekitarnya, justru hanya mengancam wilayah tangkap ikan.
Laporan: Nihan